Majelis Tarjih Ungkap Alasan Umat Islam Tinggalkan Kalender Hijriah dan Berpindah ke Kalender Gregorian
PWMJATENG.COM, Jakarta – Anggota Divisi Hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Tono Saksono, memaparkan sejarah pembangunan Kalender Islam dalam sebuah seminar yang digelar di Gedung Dakwah Muhammadiyah DKI Jakarta. Dalam acara yang bertema “Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT): Jawaban Ijtihad Baru atas Kalender Islam Global untuk Persatuan Umat Islam Dunia,” Tono menjelaskan bahwa umat Islam pertama kali membangun Kalender Islam pada tahun 17 H atas inisiatif Khalifah Umar bin Khathab Ra.
Tono Saksono menjelaskan, “Pembangunan kalender ini merupakan usulan dari Gubernur Irak, Abu Musa al-Asy’ari, untuk memperbaiki sistem administrasi dan politik kenegaraan.” Khalifah Umar bin Khathab kemudian membentuk tim yang terdiri dari sahabat-sahabat Nabi terbaik, termasuk Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqas, Thalhah ibn Ubaidillah, dan Zubair bin Awwam.
Kalender yang dinamakan Kalender Urf ini, menurut Tono, tidak didasarkan pada perhitungan astronomis yang akurat karena pengetahuan tentang sistem tata surya heliosentris baru diperkenalkan oleh Nicolaus Copernicus pada tahun 1542, sekitar 885 tahun kemudian. “Namun, sesederhana apapun landasan saintifik perhitungannya, sebuah kalender haruslah disusun sebagai hasil sebuah hitungan (hisab),” ujar Tono.
Baca juga, Resmi Digunakan Tahun Ini, Revolusi Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT): Solusi Baru bagi Umat Islam
Dalam seminar ini, Tono juga menegaskan bahwa rukyatul hilal tidak mungkin menghasilkan kalender yang proleptik, yaitu kalender yang berlaku pasti untuk masa panjang, minimal 30-50 tahun ke depan. “Dengan demikian, tidaklah benar bahwa melakukan hisab untuk membangun sebuah Kalender Islam adalah tindakan bid’ah,” jelasnya. Tono juga menambahkan, “Siapa yang berani menuduh kader dan sahabat terbaik Rasul Saw. melakukan bid’ah?”
Karena tidak didasarkan pada kaidah astronomis yang akurat, Kalender Urf sering meleset dari kenyataan astronomis sehingga kemunculan hilal yang menandai awal bulan Islam sering berbeda dengan hasil perhitungan. Akibatnya, Kalender Urf ini hanya dapat bertahan maksimum 100-200 tahun. “Sudah sekitar 1200 tahun terakhir, umat Islam menggunakan kalender Gregorian untuk manajemen waktu dalam urusan muamalah seperti pendidikan, bisnis, dan politik,” ujar Tono.
Kalender Gregorian sendiri merupakan kalender syamsiah yang diwariskan oleh dua penguasa Romawi, Julius Caesar dan August Caesar, kemudian dimodifikasi oleh gereja Romawi. “Sedangkan untuk keperluan ibadah, umat Islam kembali menggunakan metode rukyatul hilal yang ternyata sering salah dan tidak cocok dengan kaidah-kaidah saintifik astronomi modern,” tambah Tono.
Editor : M Taufiq Ulinuha