PWMJATENG.COM, Surakarta – Sebuah inovasi cemerlang lahir dari kerjasama antara Dosen dan Mahasiswa Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dengan Kader Posyandu. Mereka memperkenalkan aplikasi DISTROPHIS yang menawarkan solusi revolusioner dalam monitoring kesehatan dan rehabilitasi pasca stroke. Acara perkenalan aplikasi ini digelar di Desa Kwaren, Klaten, Jawa Tengah dengan semarak di Gor 1, Gor 2, dan Ruang Rapat Balai Desa Kwaren, Ahad (5/5).
Dalam paparannya, Dosen Pembimbing Arif Pristianto, menjelaskan bahwa Aplikasi DISTROPHIS adalah hasil dari Program Innovillage, sebuah kompetisi sociopreneurship terbesar di Indonesia yang bertujuan menciptakan solusi digital untuk permasalahan sosial. Program ini lahir sebagai respons terhadap pandemi Covid-19 sejak tahun 2020. Innovillage menggandeng industri dan perguruan tinggi untuk menggalang mahasiswa dalam mendorong inovasi dan digitalisasi demi kemajuan masyarakat Indonesia.
Partisipasi dalam Innovillage 2023 melibatkan 2.385 Mahasiswa didampingi oleh 446 Dosen Pendamping dari 101 Perguruan Tinggi di Indonesia. Setelah proses seleksi dari 795 Proposal Sosial Project, terpilih 163 Social Project yang menerima pendanaan implementasi senilai 2.4 Miliar.
“Tim DISTROPHIS mengusung proposal skema peningkatan dampak sosial berbasis SDGs kategori Disabilitas dengan judul “DISTROPHIS” Solusi Smart Monitoring Kesehatan dan Rehabilitas Pasca Stroke,” jelas Arif pada Minggu, (5/5).
Aplikasi ini membawa inovasi baru dalam pelayanan fisioterapi dengan fitur monitoring kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh bidan, kader posyandu, dan pemerintah. Sementara itu, untuk edukasi kesehatan, terutama dalam rehabilitasi disabilitas stroke, aplikasi menyediakan informasi dari sumber terpercaya untuk masyarakat umum.
Baca juga, Ada Pakubuwono X dalam Istilah Halalbihalal
Aplikasi DISTROPHIS direncanakan untuk digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Manfaatnya meliputi: (1) Menu Utama yang memberikan iklan dan artikel untuk pengetahuan pengguna; (2) Menu Kader Posyandu yang membantu monitoring kesehatan balita, lansia, dan remaja; (3) Menu Masyarakat untuk program rehabilitasi disabilitas; (4) Menu Edukasi yang disajikan dalam bentuk video untuk pengetahuan kesehatan masyarakat.
Tim DISTROPHIS berkolaborasi dengan mahasiswa UMS Prodi Fisioterapi dan Alih Jenjang yang sudah berprofesi sebagai Praktisi Fisioterapi, serta Kader Posyandu sebagai pelopor pengenalan aplikasi ke Masyarakat Desa Kwaren. Anggota Tim DISTROPHIS antara lain: (1) Salsabila Saufia Aura Sadin sebagai Ketua; (2) Muninggar Setia Pratama sebagai Anggota 1; (3) Samiyem sebagai Anggota 2; (4) Arif Pristianto, sebagai Dosen Pembimbing.
Setelah implementasi lapangan dan kegiatan Sharing Knowledge dan Bootcamp 163 Social Project selesai, terpilih 38 Social Project yang akan mengikuti proses Pembekalan dan Presentasi Final/Online Pitching. Presentasi ini bertujuan untuk menentukan tim-tim social project yang layak mendapatkan penghargaan berdasarkan kategori yang telah ditentukan.
Arif berharap aplikasi DISTROPHIS tidak hanya memberikan manfaat di Desa Kwaren, tetapi juga dapat digunakan di desa-desa lain dan oleh seluruh Masyarakat Indonesia. Aplikasi ini diharapkan mampu mendukung program-program pemerintah seperti Indonesia Emas 2045, PIS-PK, dan SDGs dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat.
Kontributor : Yusuf
Editor : M Taufiq Ulinuha