Delapan Etos Kerja Kader Muhammadiyah
Oleh : Alvin Qodri Lazuardy, S.Ag, M.Pd.*
PWMJATENG.COM – Di tengah hiruk pikuk duniawi, semangat Etos Kerja Kader bagaikan oase yang menyejukkan jiwa para kader Muhammadiyah. Lebih dari sekadar slogan, Etos Kerja Kader menjelma menjadi kompas moral yang menuntun langkah mereka dalam menjalankan amanah di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Setiap dedikasi, setiap karya, dilandasi oleh kesadaran penuh akan tanggung jawab terhadap Persyarikatan.
Etos Kerja Kader bukan sekadar idealisme stagnan, melainkan memiliki landasan konkret yang dinamis. Bagi para pimpinan di setiap tingkatannya, terdapat empat syarat dalam pelaksanaan etos kerja di AUM Muhammadiyah adalah diawali dengan penetapan oleh pihak berwenang yaitu pimpinan, kader memenuhi syarat yang ditetapkan, kader diberi tugas yang jelas, serta kesejahteraan yang layak. Syarat-syarat ini memastikan bahwa kader yang ditunjuk harus memiliki kompetensi, kapabilitas, dan dedikasi yang memadai untuk menjalankan amanah di AUM.
Sasaran utama menilai Etos Kerja Kader bukan sekadar statistik atau angka-angka, melainkan tertanam serta terlihat dari semangat dan motivasi para kader yang meningkatkan semangat kerja, meningkatkan kualitas hasil kerja, dan meningkatkan produktivitas.
Etos Kerja Kader Muhammadiyah bukan sekadar slogan atau idealisme kosong, melainkan kompas moral yang mengantarkan para kader menuju jalan pengabdian mulia. Delapan pilarnya menjadi cerminan nilai-nilai luhur Persyarikatan, menancapkan fondasi kokoh bagi dedikasi para kader dengan penuh integritas, profesionalisme, dan keikhlasan.
Pertama. Setiap tetes keringat, setiap dedikasi, bukan sekadar aktivitas duniawi, melainkan wujud pengabdian kepada Allah Swt. Para kader memaknai pekerjaan sebagai ibadah, menanamkan niat suci untuk meraih rida-Nya dalam setiap langkah mereka. Keikhlasan dan integritas menjadi kompas yang menuntun mereka dalam menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme.
Kedua. Kesempatan untuk berkarya dan mengabdikan diri di Amal Usaha Muhammadiyah adalah anugerah yang patut disyukuri. Para kader memandang pekerjaan sebagai kehormatan, bukan beban. Mereka bangga menjadi bagian dari Persyarikatan, berkomitmen untuk memberikan yang terbaik demi kemajuan dan kemaslahatan umat.
Baca juga, Mengikis Sifat Egois
Ketiga. Di balik seragam dan jabatan, para kader adalah pelayan umat. Mereka senantiasa siap membantu, memberikan manfaat, dan menebarkan kebaikan bagi sesama. Semangat pelayanan ini menjadi esensi Etos Kerja Kader, mendorong para kader untuk selalu mengutamakan kepentingan masyarakat dan umat Islam.
Keempat. Setiap tugas dan tanggung jawab yang diamanahkan adalah amanah yang harus dijaga dan dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Para kader memahami konsekuensi dari amanah yang diemban, berkomitmen untuk bekerja dengan penuh ketelitian dan profesionalisme, demi mencapai hasil terbaik dan memuaskan semua pihak.
Kelima. Bekerja bukan sekadar rutinitas monoton, melainkan seni yang diwujudkan dengan penuh kreativitas dan dedikasi. Para kader dituntut untuk selalu berinovasi dan mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Kreativitas dan kecerdikan mereka menjadi motor penggerak kemajuan Amal Usaha Muhammadiyah.
Keenam. Lebih dari sekadar mencari nafkah, bekerja bagi kader Muhammadiyah adalah panggilan jiwa. Mereka tergerak oleh rasa cinta dan tanggung jawab terhadap Persyarikatan dan umat Islam. Semangat ini mendorong mereka untuk bekerja dengan penuh semangat, pantang menyerah, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik.
Ketujuh. Bekerja di Amal Usaha Muhammadiyah bukan hanya memenuhi kewajiban, melainkan juga menjadi wadah untuk mengembangkan diri dan mencapai aktualisasi diri secara maksimal. Para kader didorong untuk terus belajar, meningkatkan kompetensi, dan mengembangkan potensi mereka demi kemajuan bersama.
Kedelapan. Setiap karya dan pengabdian para kader adalah kontribusi berharga bagi kemajuan Persyarikatan dan umat Islam. Mereka memahami bahwa kerja mereka bukan hanya bermanfaat bagi diri sendiri dan organisasi, namun juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Delapan pilar Etos Kerja Kader ini bukan sekadar teori, melainkan pedoman praktis yang harus diimplementasikan oleh setiap kader Muhammadiyah.
Spirit Etos Kerja Kader bukan hanya bermanfaat di dunia, namun juga memiliki dampak sebagai amal jariyah nanti di akhirat. Setiap amal saleh yang dilakukan menjadi investasi abadi di mata Allah SWT. Dengan memahami dan mengamalkan Etos Kerja Kader secara utuh, para kader Persyarikatan membangun fondasi kokoh untuk pencapaian tertinggi dalam pengabdian mereka kepada agama, masyarakat, dan bangsa.
Terakhir, Etos Kerja Kader bukan sekadar retorika, melainkan komitmen dan tindakan. Ia adalah bukti nyata dedikasi para kader Muhammadiyah dalam mewujudkan cita-cita mulia Persyarikatan: membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, berwatak kemajuan, bermartabat, dan berkeadilan. Di tangan para kader yang berpegang teguh pada Etos Kerja Kader, masa depan Muhammadiyah dan umat Islam akan gemilang, penuh dengan karya dan pengabdian yang bermanfaat bagi semesta.
*Kepala SMP At Tin UMP, Kabupaten Tegal.
Editor : M Taufiq Ulinuha