Jiwa-Jiwa Tenang di Tengah Hiruk Pikuk Gersangnya Kehidupan Manusia
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul)*
PWMJATENG.COM – Ketika tanah kering atau batuan mendapat siraman air, akan menjadi basah. Namun, jika hati seseorang merasa gersang, hanya dengan mengingat Allah, kita dapat menemukan ketenangan.
Dalam percakapan menarik, saya membagikan pengalaman di hari pertama lebaran. Meski tidak bisa bertemu langsung dengan kedua orang tua, saya memohon ampunan dan melakukan istigfar. Bersama anak saya, kami pergi ke pantai untuk menenangkan diri dengan zikir dan wiridan sambil mengagumi ciptaan Allah.
Sebuah percakapan tiga orang di serambi sinau memberikan gambaran pentingnya bersandar pada Allah setelah Ramadan. Kehidupan modern sering membuat nilai-nilai agama terdegradasi, menjadikan hati dan jiwa kering.
Baca juga, Ilmu dan Akhlak kepada Sesama: Harmoni dalam Kebaikan
Meski tubuh terlihat kuat dan indah, jiwa yang kering menunjukkan kejauhan dari nilai-nilai keimanan, seperti sikap sombong, iri dengki, dan ketidakadilan. Kita sebagai manusia rentan melakukan kesalahan, maka perlu kontrol diri untuk bermeditasi dan berkomunikasi dengan Tuhan.
Zikir dan wirid menjadi obat dan benteng. Surat Ar-Rad ayat 28 mengajarkan bahwa hati yang tenteram karena mengingat Allah. Keyakinan yang kuat dan komunikasi spiritual dengan Allah membantu menjaga ketenangan.
Bersungguh-sungguh dalam menjaga keyakinan dan berkomunikasi dengan Allah melalui zikir dan wirid membawa jiwa yang tenang, meski dunia mengalami degradasi nilai dan moralitas.
*Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan.
Editor : M Taufiq Ulinuha