Khutbah Jumat: Idulfitri dan Semangat Perdaudaraan
Khutbah Jumat: Idulfitri dan Semangat Perdaudaraan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul di tempat ibadah pada hari yang penuh berkah ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya yang mulia.
Saudara-saudara yang dirahmati Allah,
Kita telah berada di bulan yang penuh dengan keberkahan, yakni bulan Syawal yang merupakan bulan Idulfitri. Sejenak, mari kita kembali merenungkan makna dari Idulfitri yang tidak hanya sebatas hari kemenangan setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh, tetapi juga sebuah momen yang penuh dengan semangat persaudaraan di antara umat Muslim.
Baca juga, Timteng Membara Pasca Iran Gempur Israel, Ini Tanggapan Muhammadiyah!
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat [49:10]:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”
Dari ayat ini, kita diberikan pengertian yang sangat mendalam tentang pentingnya persaudaraan di antara umat Muslim. Persaudaraan bukan hanya sebatas ikatan darah, tetapi lebih dari itu, ia merupakan ikatan hati dan iman yang menghubungkan kita semua sebagai satu umat di bawah naungan Allah SWT.
Idulfitri bukan hanya tentang merayakan kemenangan puasa, tetapi juga tentang mempererat tali persaudaraan di antara kita. Rasulullah SAW juga mengajarkan betapa pentingnya persaudaraan dalam Islam melalui sabda beliau dalam sebuah hadis riwayat Muslim:
“الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ، وَلَا يَخُونُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ”
Artinya: “Muslim adalah saudara Muslim yang lain; ia tidak menzalimi saudaranya dan tidak menyerahkan saudaranya kepada penyerah, dan tidak menyombongkan diri atas saudaranya dan tidak merendahkan saudaranya.”
Dari hadis ini, kita dapat memahami bahwa dalam Islam, persaudaraan tidak hanya berarti tidak menyakiti satu sama lain, tetapi juga saling mendukung, memuliakan, dan menghargai satu sama lain.
Saudara-saudara yang dirahmati Allah,
Di tengah-tengah berbagai perbedaan yang kita miliki, baik itu perbedaan suku, ras, maupun budaya, mari kita tidak lupa bahwa kita semua adalah saudara seiman. Idulfitri adalah momentum yang tepat untuk mempererat silaturahmi, mengampuni kesalahan sesama, dan membangun kebersamaan yang kuat.
Kita juga tidak boleh melupakan kewajiban kita terhadap sesama yang membutuhkan. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah:
“مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا”
Artinya: “Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun.”
Khutbah Kedua
Maka, mari kita gunakan momen Idulfitri ini untuk saling berbagi kebahagiaan dengan sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan.
Saudara-saudara yang dirahmati Allah,
Idulfitri bukan hanya tentang kemenangan atas diri sendiri, tetapi juga tentang semangat mempererat tali persaudaraan, kepedulian, dan keikhlasan dalam berbuat baik kepada sesama. Mari kita jadikan semangat Idulfitri ini sebagai motivasi untuk terus meningkatkan kebaikan dan menciptakan masyarakat yang harmonis dan penuh kasih sayang.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِكَ وَ يَخْشَوْنَكَ وَ يَتَوَاصَلُوْن بِالرَّحْمَةِ وَيَتَعَاطَفُوْنَ بِالرَّأْفَةِ. وَأَعِنَّا عَلَى تَقْوَىكَ وَعَلَى طَاعَتِكَ وَنَجِّنَا مِنَ النَّارِ، اللّٰهُمَّ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، وَبِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.