Berita

Muhammadiyah Kutoarjo Pererat Habluminannas, Spirit Ramadhan Jangan Sampai Luntur

PWMJATENG.COM, Purworejo – Mengawali kajian ahad rutin perdana yang digelar oleh Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Kutoarjo bertempat di Masjid Darussalam Kutoarjo dihadiri keluarga besar Muhammadiyah Kutoarjo terdiri dari pimpinan cabang Muhammadiyah-Aisyiyah beserta Angkatan Muda Muhammadiyah Kutoarjo, guru karyawan Amal Usaha Muhammadiyah-Aisyiyah Kutoarjo, simpatisan dan masyarakat kutoarjo serta sekitarnya.

Dalam sambutan, Shandy Kurniawan ketua PCPM Kutoarjo sekaligus penyelenggara, mengatakan, bahwasanya kajian perdana ini mengawali majelis kajian pasca Ramadhan dan idul fitri sekaligus silaturahmi keluarga besar Muhammadiyah Kutoarjo. “Mewakili penyelenggara menyampaikan ini merupakan agenda kajian perdana dalam rangka mempererat Habluminannaas sesama jamaah. Sekaligus mengevaluasi pelaksanaan yang telah lalu dan semoga ke depan semakin ditingkatkan pelayanannya,”ujarnya.

Ditambahkan pula oleh H. Moh. Mansur, S.Pd.I. Ketua PCM Kutoarjo  menyampaikan terima kasih kepada seluruh jamaah yang telah turut menyemarakkan agenda di lingkungan Muhammadiyah Kutoarjo selama ini serta mengharapkan masukan ide atau saran untuk pelayanan umat tersebut. “Pelayanan dalam bidang pendidikan, kesehatan ataupun bidang sosial dan yang lainnya baik melalui amal usaha Muhammadiyah `Aisyiyah maupun program-program yang telah dilaksanakan,”ungkapnya.

Dalam kajian ahad perdana kali ini diisi oleh Drs. Mohammad Fakhrudin, M.Hum. yang merupakan dosen serta pernah menjabat Rektor UM Purworejo periode 2003-2010 yang membedah tema “Puasa dan Silaturahmi untuk Ketaqwaan”. Yang dimulai dengan mengulas proses pendidikan dalam ibadah puasa Ramadhan yang diharapkan terus berlanjut pada bulan lainnya. Yakni (1) hidup teratur, (2) hidup senantiasa taat kepada Allah, baik ketika sendirian maupun berkelompok, (3) hidup dengan suasana kebersamaan, (4) hidup kebal stress, (5) hidup jujur dan pintar, (6) hidup dengan kasih sayang, (7) hidup disiplin, (8) hidup dengan mengendalikan nafsu, dan (9) hidup dengan memperbanyak amal kebajikan.

“Kita harus dapat intropeksi diri sendiri seperti apa hasil ibadah ramadhan kita. Beribadah bukan untuk hanya sekedar bekal mati, tetapi untuk hidup selamanya,”ungkapnya.

Lanjutnya, beliau menjabarkan ciri-ciri orang yang bertakwa setelah beribadah ramadhan menurut Al-Hasan Al-Bashri. Yaitu (1) teguh pada keyakinan; teguh, tetapi arif; (2) tekun menuntut ilmu; makin berilmu, makin merendah; (3) makin berkuasa, makin bijaksana; (4) tampak berwibawa di depan umum; (5) jelas syukurnya jika beruntung; (6) menonjol qana’ahnya dalam pembagian rezeki; (7) senantiasa berhias walau miskin; (8) selalu cermat; (9) tidak boros walau kaya; (10) murah hati dan murah tangan; (11) tidak menghina, tidak mengejek; (12) tidak menghabiskan waktu dalam permainan; (13) tidak berjalan membawa fitnah; (14) disiplin dalam tugasnya; (15) tinggi dedikasinya; (16) terpelihara identitasnya; (17) tidak menuntut yang bukan haknya dan tidak menahan hak orang lain; (18) kalau ditegur, ia menyesal, (19) kalau bersalah, ia istigfar, dan (20) bila dimaki, ia tersenyum sambil berkata, “Jika makian Anda benar, aku bermohon semoga Tuhan mengampuniku. Dan Jika makian Anda keliru, aku bermohon semoga Tuhan mengampunimu.”

Menyinggung berkaitan silaturahmi tidak sekadar saling memaafkan, tetapi juga dilanjutkan dengan Menyambung – Menghimpun – Menghapus – menutup lembar lama yang penuh kesalahan dengan lembar baru yang bersih.

”Ibadah puasa kita laksanakan dengan dasar iman dan dengan tujuan menjadi insan bertakwa. Insan bertakwa adalah insan yang taat melaksanakan perintah Allah dan taat meninggalkan larangan-Nya. Silaturahim merupakan perintah Allah. Bersilaturahim berarti melaksanakan perintah Allah. Dengan demikian, orang yang mau bersilaturahim dengan niat ibadah berarti orang yang bertakwa,”pungkas beliau.

Kajian ahad perdana ditutup dengan ramah tamah bersalaman antara jamaah secara hikmad. (akhmad musdani)

 

 

 

 

 

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE