Tokoh

Muhlas, Sosok Dahlan dari Dusun Benda

Oleh: Dhimas Raditya Lustiono*

PWMJATENG.COM – Ketika saya mengajak Bapak Muhlas untuk berbicara tentang perjuangannya dalam membangun MI Muhammadiyah Lebakwangi (MIMUNDA) di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, dia menyatakan, “Dulu, ya, Mas. Orang-orang di sini memang kebanyakan beragama Islam, tapi belum ngerti Bismillah.” Cerita ini adalah cerita tentang semangat dan perjuangan seseorang yang ingin saya ceritakan pada kesempatan ini, sebuah cerita yang mengingatkan saya akan perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam membangun Sekolah Muhammadiyah sambil menyebarkan dakwah.

Muhlas bercerita bahwa dia sering membantu kakaknya, Suja’ni, dalam mengadakan pengajian di rumah salah satu tokoh masyarakat di dusun Benda. Dia memilih rumah tokoh masyarakat ini agar masyarakat di Desa Lebakwangi, khususnya di Dusun Benda, datang untuk menghadiri pengajian. Tokoh masyarakat di desa adalah orang yang sangat dihormati dan disegani.

Namun, pada awal tahun 2000-an, MIMUNDA hanya memiliki 29 murid dari kelas 1 hingga kelas 6, dengan hanya satu guru dan satu Kepala Sekolah. Keadaan ini mengingatkan saya pada situasi SD Muhammadiyah Gantong yang digambarkan dalam novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata. Tidak ada siswi MIMUNDA yang mengenakan jilbab ketika datang ke sekolah, hingga akhirnya Muhlas mencari jilbab bekas yang masih layak pakai untuk diberikan kepada siswi yang mendapatkan nilai bagus ketika ulangan.

Baca juga, Diikuti Ratusan Peserta, MPKS PWM Jawa Tengah Sukses Gelar Rakerwil

Demi mengembangkan MIMUNDA, Muhlas mendatangi keluarga secara door to door. Dia secara tekun mendatangi keluarga yang memiliki anak usia TK untuk mengajak anak-anak itu bersekolah di MIMUNDA. Dia melakukan aktivitas promosi tanpa bayaran sepeser pun.

Muhlas juga mengajarkan seni budaya di MIMUNDA, khususnya Angklung Banyumasan. Dia melakukannya agar anak-anak di MIMUNDA memiliki wadah untuk berkesenian tanpa perlu terlibat dalam kegiatan kesurupan, yang sering kali terkait dengan tradisi keagamaan di daerah tersebut.

Salah satu hal yang membuat Muhlas bahagia adalah melihat mantan muridnya yang sekarang sudah dapat mencari uang sendiri. Muhlas adalah seorang kader dengan semangat tinggi untuk membangun peradaban, khususnya di Dusun Benda, Desa Lebakwangi. Dia adalah contoh nyata kader yang menggunakan semua kemampuannya untuk berdakwah dan berbakti kepada persyarikatan.

Muhlas pernah harus berjalan kaki sejauh 8,7 kilometer yang berliku-liku untuk menempuh pendidikan S1 di kelas jauh. Dia juga heran melihat anak muda yang tidak mau sekolah hanya karena tidak memiliki sepeda motor.

Kini MIMUNDA memiliki 63 siswa dan telah meraih berbagai prestasi. MIMUNDA juga menjamin bahwa siswa-siswinya akan hafal minimal Juz 30 setelah lulus. Muhlas adalah salah satu kader persyarikatan yang membuktikan bahwa perjuangan dakwah tidak akan pernah sia-sia. Jejak langkahnya telah menjadi prasasti dalam bentuk madrasah yang berprestasi.

Editor : M Taufiq Ulinuha

*Seorang Perawat yang bekerja di Klinik Utama PKU Muhammadiyah Merden

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE