Dahlan Rais: Dunia dakwah dan politik itu berbeda
SEMARANG – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dahlan Rais, menyarankan agar Muhammadiyah berperan aktif mendidik kadernya yang sudah dan akan terjun ke panggung politik. Dia punya cerita memalukan saat anggota DPRD Jawa Tengah mengkritik kader-kader Muhammadiyah yang duduk di DPRD Jawa Tengah. “Ada cerita, sewaktu saya memimpin Jawa Tengah, teman di DPRD Provinsi ada bilang gini, “Pak Dahlan kok teman Muhammadiyah yang di DPRD telmi, itu gimana?”. Gimana nggak telmi, lah nggak punya bekal kok. Cuma punya bekal massa sehingga masuk,” tutur Dahlan.
Dahlan Rais pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah periode 2000-2005. Mengenang cerita tersebut, Dahlan Rais menilai Muhammadiyah perlu aktif memberikan bekal kepada kader-kadernya yang terjun ke panggung politik. “Dunia dakwah dan politik itu berbeda, makanya jika mereka berpindah dari dakwah ke politik akan tergagap-gagap. Oleh karenanya, idealnya ada pelatihan untuk kader politik,” ujar adik Amien Rais ini.
Dahlan mengusulkan Muhammadiyah mengadakan pelatihan berkala untuk kader-kadernya yang terjun ke panggung politik. Selain memberi bekal untuk si kader, pelatihan ini juga bisa memperat tali ikatan antara Muhammadiyah dengan kadernya. “Kita kan punya banyak pelatihan-pelatihan lain, perlu juga kita selenggarakan pelatihan bidang politik,” ulas Dahlan.
Dahlan menyatakan hubungan Muhammadiyah dengan partai politik tidak boleh terputus. Sebab, keduanya saling membutuhkan untuk mewujudkan tujuannya. “(Menabukan hubungan) itu tidak boleh. Dakwah itu memerlukan kekuasaan. Jika dakwah itu sesuai kekuasaan akan ada proses akselerasi jika ada jarak akan ada masalah. Hubungan itu saling membutuhkan, kenapa tidak memandang realitas itu. Saya kira harus mendukung kader di partai politik. Kan nanti akan memetik sendiri,” terang dia.
Jangan lupakan masjid
Dahlan Rais juga mengingatkan kepada kader-kader Muhammadiyah untuk tak melupakan masjid. “Kalau yang namanya Islam harus berbasis masjid dan di sini perlu diperkuat. Jangan dilupakan masjid sebagai basis gerakan,” katanya. Ia pun mengatakan saatnya Muhammadiyah untuk bersyiar ke dunia internasional. (Hasyim Arfah/tribunnews.com/Efendi Ari Wibowo, Muhammad Hasits/merdeka.com/tor/news.analisadaily.com/editor: Fakhrudin)