Eling lan Waspodo
Oleh : Ikhwanushoffa*
PWMJATENG.COM – Eling lan Waspodo adalah diksi terkenal dari Punjangga Mataram Ronggowarsito. Namun saya ingin mengelaborasi ringan secara bebas. Bolehlah saya dianggap tidak punya kapasitas. Dan memang iya. Namun, diatas itu semua semoga tulisan ini bermanfaat. Eling atau ingat atau dzikir tentu tidak melulu melafadzkan asma dan sifat Allah Swt. Tentu ada dzikir dalam kehidupan. Dimana lagu, rencana, ikhtiar dan penerimaan kehidupan kita tak lepas dari pesan-pesan kerisalahan.
Tak mungkin segala lagak dan hasilnya sesuai kehendak. Sekian banyak uji dan gagal sebagai penggenap dari hidup. Ya, penggenap. Karena tanpa itu malah ganjil. Nah, justru itu penting untuk tes level respon kita. Kalau kita menerima secara baik dan melulu bisa kembali kepada Gusti, itulah yang keren. Dalam kondisi musibah dan fitnah, Gusti tetaplah terpuji. Maka dianjurkan ketika musibah atau fitnah datang baca dulu Alhamdulillaah ‘alaa kulli hal baru Innalillaahi wainnailaihi roji’un.
Tentu musibah dan fitnah tak pernah mendominasi hidup. Nikmat tetaplah yang paling banyak bagi mereka yang awas. Begitu banyak kesehatan, kesempatan, waktu luang, dan prestasi-prestasi. Ketika puji dan prestasi hadir, saat itulah meretas kewaspadaan. Silakan rayakan, cukup sekali. Tanpa euphoria. Hanya sebagai tanda syukur, karena telah diizinkan Gusti dapat sesuai yang menggembirakan bahkan membahagiakan.
Baca juga, Dua Pemimpin Organisasi Islam Terbesar di Indonesia Bertemu Bahas Isu-Isu Keumatan dan Kebangsaan
Tanpa Gusti, puji dan prestasi itu musykil adanya. Kita cuma suruh ikhtiar dan do’a. Kabulnya tetap otoritas Allah Swt. Tak perlu menepuk dada, apalagi merendahkan orang lain. Diatas kita jauh lebih banyak yang lebih bagus, namun dengan keprihatinan yang lebih. Maka tiap suka dan lulus ujian, setelah ikrar hamdalah kita dianjurkan mengucap Laa haula walaa quwwata illa billaah. Tak mungkin kita bisa ikhtiar, do’a dan dapat dapat hasil kalau tak dikasih kuasa oleh Gusti. Wallaahu a’lam.
Editor : M Taufiq Ulinuha