Halalbihalal UMP, Ketua PWM Jateng : Idulfitri Fenomena Syariat dan Budaya
PWMJATENG.COM, Banyumas – Bertempat di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Ketua PWM Jawa Tengah Dr. KH. Tafsir, M.Ag. menyampaikan tausiyah Halalbihalal Civitas Akademika UMP.
Dalam ceramahnya Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Dr. KH. Tafsir, M.Ag. mengatakan, Idul Fitri itu tidak hanya fenomena syariat tetapi juga fenomena budaya.
“Idul Fitri dimaknainya sebagai kembali Suci. Maka minal aidzin wal faizin. Selama Ramadan kita bersih-bersih kepada Allah. Tetapi bersih-bersih kepada Allah saja tidak cukup, melainkan bersih kepada sesama. Masuk Syawal maka kita juga harus bersih-bersih kepada sesame. Maka itu yang disebut dengan halal bihalal,” ungkapnya.
Bayangkan, lanjut Kiyai Dr KH Tafsir MAg, jika lebaran hanya sebatas syariat maka setelah salat Idul Fitri selesai. Tetapi karena ada budaya, setelah salat Idul Fitri masih banyak agenda-agenda lain seperti halal bihalal RT, halal bihalal alumni, dan lain sebagainya.
Baca juga, Tunaikan Janjinya, UAH Berangkatkan 10 Anggota KOKAM ke Tanah Suci
“Kenapa halal bihalal. Karena bersih kepada Allah belum cukup, jadi harus bersih kepada sesame. Jadi setelah bersih kepada Allah, maka kita harus bersih kepada sesame. Itulah halal bihalal. Dihalalin, saling menghalalkan satu dengan yang lain melalui silaturohim,” ungkapnya.
Lebih lanjut Dr KH Tafsir MAg mengatakan, bersih kepada Allah cukup satu arah. Manusia tidak butuh jawaban Allah. Allah menerima ampunan “Kita tidak cukup satu arah dari kita kepada Allah SWT tetapi bersih kepada sesama harus dua arah, ketemu, jabat tangan, kalau tidak ketemu WA itu harus dibalas, kalau belum dibalas berarti belum saling Maaf memaafkan tetapi harus dua arah,” pungkasnya.
Editor : M Taufiq Ulinuha