Berita

Sekretaris PP Muhammadiyah, Dr. H. Abdul Mu`thi, M. Ed, Ceramah Maulid Nabi di Istana Negara

JAKARTA – Nabi Muhammad adalah sahabat dan pahlawan wong cilik, rakyat jelata, masyarakat akar rumput. Berlandaskan tauhid, Nabi Muhammad membela kaum wanita, budak dan dhuafa  yang tertindas dan terlindas oleh hegemoni kaum borjuis Quraisy. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. H. Abdul Mu’ti, M. Ed, dalam ceramahnya pada Peringatan Maulid Nabi Tingkat Kenegaraan di Istana Negara Jakarta yang mengusung tema Membangun Mental Kerja Melalui Spirit Peringatan Maulid Nabi Muhammad, pada Jumat (2/1).
Dalam pemaparannya dihadapan Presiden, Wakil Presiden, dan Seluruh jajaran Menteri serta Duta Besar Negara sahabat, Abdul Mu’ti mengungkapkan Nabi Muhammad mengemban misi tauhid yaitu mengesakan dan mengajak manusia menyembah hanya kepada Allah yang mengandung ajaran dan nilai persatuan, egalitarianisme dan liberasi kemanusiaan. Hal tersebut yang mendasari Nabi selalu dekat dengan para pengikutnya terutama para hamba sayaha.
Disamping masalah ketauhidan, Nabi Muhammad menurut Abdul Mu’ti juga memberikan contoh karakter terbaik dalam merangkai hubungan dengan masyarakat. “Walaupun berkedudukan tinggi, Nabi Muhammad SAW tetap rendah hati, dan pemalu. Nabi Muhammad menjahit sendiri pakaiannya. Sikap dan kepribadian Nabi Muhammad ini merupakan counter culture dan kritik sosial dari kehidupan kaum bangsawan,” jelasnya.

Berikut ceramah lengkap mantan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah tersebut, dengan tema “Membangun Mental Kerja Melalui Spirit Peringatan Maulid Nabi Muhammad”.

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Bapak Presiden beserta Ibu Negara Hj. Iriana Joko Widodo
Bapak Wakil Presiden beserta Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla
Para Pimpinan Lembaga Negara
Para Duta Besar negara-negara sahabat
Para Menteri Kabinet Kerja
Para Alim Ulama, hadirin dan hadirat yang saya muliakan

ALHAMDULILLAH, berkat hidayah, inayah dan taufiq Allah subhanahu wata’ala, Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, malam ini kita bersilaturrahim memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dalam keadaan sehat wal afiat. Kita bersyukur kepada Allah, Tuhan  Yang Maha Kuasa yang dengan rahmat, qudrat dan iradat-Nya menganugerahkan kemerdekaan, kedaulatan, kedamaian dan keamanan bagi bangsa Indonesia. Alhamdulillah, Allah Yang Maha Kaya menjadikan  Indonesia negeri dengan kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, panorama yang memesona dan keragaman suku yang berbudaya.
Bapak Presiden, hadirin dan hadirat  yang  saya hormati.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad oleh Pemerintah merupakan tradisi kenegaraan yang penting dan penuh makna. Pertama, peringatan Maulid merupakan akomodasi negara terhadap tradisi dan identitas Islam Indonesia. Kedua, peringatan Maulid membuktikan komitmen Pemerintah dalam membangun kehidupan mental-spiritual sebagai modal rohaniah bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita menjadi bangsa yang berlemajuan, hebat dan bermartabat. Ketiga, peringatan Maulid menunjukkan kecintaan kaum Muslim Indonesia terhadap Nabi Muhammad SAW dan sarana edukatif untuk dapat meneladani keluhuran akhlaknya. K.H. Mas Mansur, seorang Pahlawan Nasional dan Ketua Muhammadiyah, mengatakan walaupun terdapat perbedaan mengenai hukum perayaan Maulid, peringatan Maulid yang dilaksanakan secara khidmad merupakan hal yang bermanfaat dan tidak bertentangan dengan Islam.
Meneladani kehidupan Nabi Muhammad dan para Rasul Allah adalah bagian dari ajaran dan akhlak Islam. Sebagaimana disebutkan di dalam firman Allah surat al-Ahzab (33): 21:
Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah, (kedatangan) hari Kiamat, dan yang banyak mengingat Allah.”
Di dalam Alquran, lafadz uswatun hasanah” disebutkan tiga kali; Qs. Al-Ahzab (33): 21, al-Mumtahanah (60): 4 dan 6. Menurut Zamakhsyari dalam Tafsir al-Kasysyaf  ayat-ayat tersebut dapat dibaca uswat” atau iswat” . Kata “uswat” mengandung pengertian keutamaan dalam diri Rasulullah atau  teladan (qudwah). Dimensi basyariah, insaniah dan nubuwah Muhammad adalah teladan yang dapat menimbulkan keutamaan bagi  orang-orang yang mengikutinya. Sedangkan kata iswat berarti mengikuti (iqtida’) atau nama dari sesuatu yang diikuti. Iswat berasal dari akar kata alif-sin-waw yang berarti menyembuhkan, memperbaiki dan mendamaikan. Para Rasulullah adalah teladan yang dengan keluhuran akhlaknya mampu menyembuhkan penyakit sosial, menyelesaikan berbagai masalah, memperbaiki keadaan dan menciptakan tata kehidupan yang damai.
Bapak Presiden, hadirin dan hadirat  yang  saya hormati.
Nabi Muhammad dilahirkan di Kota Mekah. Di dalam Alquran, Mekah disebut Bakkah, al-Balad, al-Qaryah dan Umm al-Qura. Makkah disebut Bakkah karena secara topografi terletak di lembah gersang. Di kawasan inilah Nabi Ibrahim dan keluarganya memulai kehidupan baru. Walaupun pada awalnya mengalami kesulitan luar biasa, dengan kegigihan bekerja dan pertolongan Allah Nabi Ibrahim berhasil merubah negeri yang miskin sumberdaya alam menjadi makmur, aman dan damai.
Mekah terletak di kawasan yang strategis untuk pengembangan perdagangan. Didukung oleh etos kerja dan tradisi dagang yang kuat, Mekah tumbuh menjadi pusat bisnis yang makmur. Para saudagar Arab adalah pebisnis ulet yang bekerja sepanjang musim ke berbagai negara. Bagi bangsa Arab, berbisnis tidak semata bertujuan untuk memenuhi hajat hidup, dan memperoleh harta-kekayaan, tetapi lebih penting lagi sebagai sarana meraih kekuasaan dan kedudukan sosial. Karena tidak adanya tuntunan agama, etos dan tradisi bisnis melahirkan masyarakat yang kapitalis, materialistis, hedonistis dan feodalistis. Demi meraup keuntungan, mereka menempuh segala cara. Kecurangan, kebohongan, keculasan dan penipuan adalah budaya yang melembaga. Demi melanggengkan kekuasaan, mereka memperbudak, mengeksploitasi dan memperdagangkan manusia. Mereka gemar berfoya-foya, menghamburkan harta, bermegah-megahan di tengah penderitaan kaum papa.
Demikianlah lingkungan alam dan sosial-budaya Muhammad muda. Terlahir dari Bani Hasyim, salah satu trah dari Suku Quraisy, Muhammad muda tumbuh menjadi sosok pekerja keras yang trengginas. Muhammad muda menggembala domba dan berdagang ke manca negara. Berbeda dengan pebisnis pada umumnya, Muhammad muda adalah pebisnis yang santun, jujur, dan terpercaya. Faktor inilah yang membuat Muhammad muda begitu termasyhur, usahanya melejit sejajar dengan pebisnis elit. Waktu menikah dengan Khadijah, Muhammad menyerahkan  mahar 20 ekor unta merah, sebagian ada yang menyebutkan 100 ekor unta merah. Pada zaman tersebut, unta merah adalah kendaraan terbaik.
Bapak Presiden, hadirin dan hadirat  yang  saya hormati.
Ketika berusia 40 tahun, Muhammad diangkat menjadi Nabi dan Rasul Allah. Muhammad mengemban misi risalah bagi umat manusia dan Rahmat bagi semesta. Nabi Muhammad mengemban misi tauhid yaitu mengesakan dan mengajak manusia menyembah hanya kepada Allah. Tauhid adalah fondasi revolusi mental yang mengandung ajaran dan nilai persatuan, egalitarianisme dan liberasi kemanusiaan. Berlandaskan tauhid, Nabi Muhammad membela kaum wanita, budak dan dhuafa  yang tertindas dan terlindas oleh hegemoni kaum borjuis Quraisy. Nabi Muhammad adalah sahabat dan pahlawan wong cilik, rakyat jelata, masyarakat akar rumput. Tauhid mengandung nilai spirit level yang mendorong mobilitas sosial vertikal berbasis kinerja. Nasib seseorang ditentukan oleh kasab (usaha dan prestasi kerja) bukan semata-mata karena nasab (keturunan atau silsilah keluarga).
Bagaimana agar seseorang berprestasi dan meraih kejayaan? Jawabnya adalah dengan berkerja. Ajaran dasar Islam tentang kerja adalah amal shalih. Lafaz amal shalih disebutkan secara berurutan setelah iman di dalam lebih dari 60 ayat. Hal ini menunjukkan kuatnya pertautan antara iman dengan amal shalih. Pertautan iman dengan amal shalih laksana benda dengan bayangannya — (Isutzu).   Amal shalih adalah faith in action, faith-based movement, aktualisasi, realisasi, ekspresi dan pengejawantahan iman.
Ber-amal shalih berarti bekerja yang baik. Amal salih adalah investasi yang menyelamatkan manusia dari kerugian, menuntun kepada kebahagiaan, dan mengangkat martabat manusia. Bekerja yang salih memiliki empat prinsip. Pertama, niat yang salih. Bekerja dengan niat mencari rejeki karena Allah adalah perbuatan yang bernilai ibadah. Dengannya manusia memperoleh ajrah (pendapatan) dan ujrah (ganjaran). Bekerja karena karena Allah menumbuhkan motivasi, dedikasi, rasa percaya diri dan kepuasan.  Makna kerja tidak diukur dari perolehan materi semata tetapi juga rahmat dan manfaat dari setiap tetes keringat.
Kedua, kaifiah yang shalih yaitu proses, performa dan tata kerja yang baik dan benar. Prinsip ini menegaskan pentingnya keahlian, keterampilan, kecakapan, kedisiplinan, ketekunan, ketelitian, kesabaran, kejujuran dan sikap profesional lainnya. Pentingnya profesionalisme ditegaskan di dalam sebuah hadits: … jika suatu pekerjaan diserahkan kepada orang yang tidak ahli, maka tunggulah kehancurannya.” (HR. Bukhari). Kaifiah yang shalih meniscayakan adanya komitmen, kepatuhan, imparsialitas, dan objektivitas yang menjauhkan seseorang dari kolusi, suap, dan skandal dalam dunia kerja. Guideline, pedoman dan standar kerja yang jelas memberikan kepastian penilaian kinerja yang menjadi dasar pemberian penghargaan bagi yang berprestasi dan hukuman bagi yang bersalah.
Ketiga, amal yang maslahat. Prinsip ini menghendaki adanya produktivitas kerja dan outcome yang berkualitas, berdaya guna dan berhasil guna. Maslahat berarti manfaat, kebaikan, keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan umat manusia, serta kelestarian alam semesta. Prisip maslahat menegaskan pentingnya pemerataan kemakmuran (distribution of wealth), bukan penumpukan kekayaan (accumulation of wealth) pada beberapa gelintir orang atau kelompok. Islam mengecam keras perilaku kaum kapitalis yang menumpuk kekayaan, hidup mewah, boros, dan jumawa. Sebaliknya, Islam mengajarkan kemuliaan hidup sederhana, bersahaja, dan peduli dengan berbagi dan peduli kepada sesama.
Ajaran filantrofi Islam dalam bentuk zakat, infaq, sedekah, wakaf, hibah dan hadiah tidak hanya mengandung nilai ekonomi, tetapi juga nilai transendensi dimana harta merupakan sarana manusia meraih keutamaan spiritual yang membuat hidup manusia bermakna. Nabi Muhammad bersabda:”… Manusia yang terbaik adalah mereka yang kehadirannya bermanfaat bagi manusia lainnya.” Sederhana dan bersahaja bukanlah kehidupan dalam kemiskinan dan kekurangan tetapi sikap mental qanaah, bersyukur dengan apa yang dimiliki serta tidak memamerkan dan menghamburkan kekayaan. Walaupun berkedudukan tinggi, Nabi Muhammad SAW tetap rendah hati, dan pemalu. Nabi Muhammad menjahit sendiri pakaiannya. Sikap dan kepribadian Nabi Muhammad ini merupakan counter culture dan kritik sosial dari kehidupan kaum bangsawan.
Keempat, amal yang islah. Bekerja adalah proses kontinum yang ditandai oleh adanya perbaikan, penyempurnaan,  peningkatan, dan pembaharuan. Untuk itu seseorang harus bersikap terbuka, ksatria, tahan kritik, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Prinsip islah mengandung ajaran futurisme, bahwa masa depan harus lebih baik dari masa lalu dan masa kini. Generasi mendatang harus lebih baik dari generasi terdahulu. Inilah makna orientasi akhirat. Makna lain akhirat adalah berorientasi dan membekali diri untuk dapat bertahan di tengah perubahan, bahkan menjadi penentu perubahan. Prinsip ini mengandung pesan pentingnya regenerasi sumberdaya manusia, investasi sumberdana, dan konservasi sumberdaya alam.
Dengan keluhuran akhlak, kekuatan kepribadian, keberanian, keteladanan dan pembangunan mentalitas kerja baru, Nabi Muhammad berhasil merubah masyarakat Arab jahiliah yang barbar menjadi bangsa yang berkeadaban. Nabi Muhammad membangun peradaban baru dengan merubah mind-set: visi, kepercayaan, dan orientasi hidup yang benar. Etos kerja dan tradisi bisnis bangsa Arab diperkuat dengan ajaran dan nilai-nilai etik Islam yang ditransformasikan secara alamiah dengan penuh kesantunan, kelembutan dan kasih sayang.
Bapak Presiden, hadirin dan hadirat yang saya hormati.
Sejarah dunia menunjukkan bagaimana bangsa-bangsa yang hebat dan begitu digdaya di masa lalu, sekarang terpuruk dan tinggal sejarah. Sebaliknya, banyak bangsa yang berasal dari kalangan budak atau perompak berhasil merubah wajah dunia dengan kerja keras, cerdas, dan ikhlas. Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi bangsa dan negara yang hebat. Kesalehan spiritual bangsa Indonesia sangat tinggi. Walaupun demikian, kesalehan sosial umat beragama masih rendah. Penelitian Badan Litbang Kementerian Agama tahun 2014 menunjukkan hanya dua dari dari 10 indikator indeks kesalehan sosial (IKS) yang masuk kategori baik.
Dua indikator yang baik dengan nilai di atas 60 adalah demokrasi dan menghormati perbedaan. Delapan indikator lainnya masuk kategori rendah. Delapan indikator tersebut meliputi kepedulian sosial, kedermawanan, menghargai perbedaan, tidak memaksakan nilai, good governance, mencegah kekerasan, konservasi lingkungan dan restorasi lingkungan.
Produktivitas kerja bangsa Indonesia juga masih rendah. Rendahnya produktivitas disebabkan oleh  faktor eksternal seperti gaji yang rendah, infrastruktur yang minim, kompetensi yang lemah, dan tidak adanya pelatihan. Selain itu, produktivitas yang rendah disebabkan oleh faktor internal yaitu remdahnya mentalitas kerja. Faktor internal tersebut antara lain (1) tindakan konstruktif (2) percaya diri (3) bertanggung jawab (4) mencintai pekerjaan (5) berorientasi ke masa depan (6) mampu menyelesaikan masalah (7) mampu beradaptasi dengan lingkungan baru (8) berkontribusi terhadap lingkungan (9) kemampuan bekerjasama (10) kekuatan mengaktulisasikan potensi. Produktivitas yang rendah juga dipengaruhi oleh factor sosial-kultural yaitu mentalitas priyayi dimana seseorang bekerja untuk menikmati fasilitas, pelayanan dan memperoleh status sosial.
Walaupun korupsi terus berkurang, tetapi budaya korupsi masih relatif tinggi. Selain karena faktor penegakan hukum, korupsi terjadi karena mentalitas kerja yang salah. Korupsi adalah indikasi motif kerja yang bertujuan untuk menumpuk harta semata. Korupsi adalah penyakit mental.
Bangsa yang hebat adalah bangsa yang memiliki mind-set berkemajuan, trengginas, bekerja dengan superioritas moral, supremasi ilmu pengetahuan dan teknologi dan visi kerja yang benar. Dengan budaya amal shalih bangsa Indonesia akan mampu mengeksplorasi, mengolah dan memanfaatkan sumberdaya alam untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Nabi Muhammad membangun bangsa dan peradaban utama dengan revoluasi mental yaitu dengan membangun mind-set kerja, membangun mentalitas, membangun akhlak. Allah SWT berfirman: … Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu bangsa sehingga bangsa tersebut merupakan apa yang ada di dalam dirinya.” (Qs. Al-Ra’d (13): 11).
Semoga bermanfaat. Mohon maaf atas segala kekurangan.
Nashrun min Allah wa fathum qarib
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
(Sumber: Zulhidayat Siregar/rmol.co/editor: Fakhrudin)

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE