Kerangka Kubah Masjid Terpasang, SMA Trensains Sragen Tunjukkan Daya Tarik Unik

PWMJATENG.COM, SRAGEN — Kerangka kubah masjid utama di lingkungan SMA Trensains Muhammadiyah Sragen telah terpasang. Capaian ini menjadi penanda penting dalam progres pembangunan fasilitas lokal baru yang terus berjalan. Ruang-ruang kelas mulai tampak wujudnya, sementara pekerjaan paving di area asrama sisi timur dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan mobilitas santri dan guru.
Memasuki hari ke-57 sejak wafatnya putra Prof. Agus Purwanto (Gus Pur), proses pembangunan dan pembinaan di SMA Trensains Muhammadiyah Sragen tetap berlanjut seiring ikhtiar menjaga kesinambungan perjuangan pendidikan. Aktivitas fisik pembangunan berjalan beriringan dengan penguatan sistem pendidikan dan pembinaan karakter santri.
Pembangunan fasilitas Trensains sendiri dimulai sejak kickoff pada 18 April 2022. Hingga 15 Desember 2025, proses tersebut telah berjalan selama 191 pekan atau setara 1.337 hari kerja. Dari sisi pembiayaan, pembangunan telah menyerap dana sebesar Rp 5,5 miliar dari total Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebesar Rp 14,1 miliar. Bangunan yang dikembangkan memiliki ukuran 30 x 40 meter dengan tiga lantai, dirancang untuk menopang aktivitas pendidikan, ibadah, dan pembinaan santri secara terpadu.

Di luar aspek fisik, geliat nonfisik SMA Trensains Muhammadiyah Sragen juga menunjukkan tren positif. Pemberitaan luas mengenai capaian prestasi, termasuk perolehan medali nasional yang signifikan, turut meningkatkan minat masyarakat. Sejumlah lulusan SMP unggulan mulai menjadikan Trensains sebagai pilihan melanjutkan pendidikan.
Respons publik di media sosial pun beragam. Sebagian warganet melontarkan candaan dengan menyebut SPP Trensains “turun kelas” jika dibandingkan sekolah mahal dengan fasilitas mapan. Pihak sekolah memandang dinamika tersebut sebagai bentuk perhatian publik sekaligus indikator tumbuhnya kepercayaan terhadap konsep dan ekosistem pendidikan Trensains.
Baca Juga:
Salah satu kisah datang dari calon santri lulusan SMP di Inggris. Meski kemampuan bahasa Indonesianya belum sepenuhnya lancar, ia merasa cocok dengan lingkungan Trensains. Sang nenek sempat ragu karena sebagian fasilitas masih dalam tahap pembangunan dan membandingkannya dengan sekolah unggulan di pusat kota. Namun setelah calon santri dinyatakan lolos seleksi dan melakukan daftar ulang, kedua orang tuanya—keduanya bergelar Ph.D dan masih berdomisili di Inggris—menyatakan lega atas pilihan tersebut.
Bagi pendiri Trensains, Prof. Agus Purwanto (Gus Pur), Trensains tidak sekadar sekolah akademik, melainkan ruang pembentukan manusia utuh yang mencintai Al-Qur’an, sains, dan kemandirian. Pembiasaan ibadah, budaya bersih, kerja bakti, serta keterampilan hidup diposisikan sebagai bagian integral dari kurikulum dan kehidupan santri sehari-hari.
Seiring progres pembangunan yang terus berjalan, SMA Trensains Muhammadiyah Sragen berharap proses penerimaan peserta didik baru dapat bersinergi dengan penguatan karakter santri, sehingga Trensains semakin dikenal bukan hanya karena prestasi dan fasilitas, tetapi juga karena nilai-nilai pendidikan yang ditanamkan.
Editor: Al-Afasy



