SD Muhammadiyah 1 Ketelan Gelar Workshop “7 Jurus BK dan Penguatan Karakter”

PWMJATENG.COM, SOLO – Sebanyak 43 guru SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Jawa Tengah, sukses menggelar workshop bertajuk “7 Jurus BK dan Penguatan Karakter” pada Sabtu (8/11/2025). Kegiatan ini diselenggarakan di Hotel Formerly Solia (FIM) Yosodipuro by Zigna sebagai bagian dari semangat peringatan Milad ke-113 Muhammadiyah.
Workshop dibuka secara resmi oleh Kartono, pengawas sekolah Gugus 2 Koordinator Wilayah III Kecamatan Banjarsari, dengan Dwi Jatmiko bertindak sebagai master of ceremony (MC).
Kepala Sekolah Sri Sayekti menyampaikan terima kasih kepada seluruh pendidik yang terus mendukung program sekolah serta kebijakan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti mengenai 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dan 7 Jurus Bimbingan Konseling (BK) Hebat.
“Kebiasaan yang menjadi budaya bagi warga sekolah meliputi bangun pagi, beribadah, berolahraga, gemar belajar, makan sehat dan bergizi, bermasyarakat, serta tidur cepat. Peserta workshop kami jalankan selama tiga jam tanpa ponsel,” ujar Sri Sayekti dalam sambutannya.
Workshop menghadirkan Namin AB Ibnu Solihin, motivator pendidikan nasional yang dikenal konsisten mengampanyekan pendidikan tanpa gadget, televisi, dan bioskop bagi anak-anak. Dalam sesinya, ia mengajak guru untuk menjadi agen perubahan bagi pendidikan yang lebih bermakna.
baca juga:
“Waktu bersama anak sangat singkat. Jangan biarkan masa emas itu berlalu tanpa makna. Guru BK harus menjadi agen rahmat, bukan sekadar agen aturan,” tegas Namin.
Namin juga menyoroti tantangan modern: kecanduan gadget, emosi yang tidak stabil, serta minimnya pendampingan orang tua. Menurutnya, guru BK sering kali terjebak dalam rutinitas administratif dan lupa pada aspek kemanusiaan.
Ia menegaskan, BK hebat bukan hanya soal teknik, tetapi soal hati dan peradaban.
Adapun 7 Jurus BK Hebat meliputi:
- Kenali potensi,
- Kelola emosi,
- Tumbuhkan resiliensi,
- Jaga konsistensi,
- Jalin koneksi,
- Bangun kolaborasi, dan
- Tata situasi dengan bijak.
Namin menutup paparannya dengan refleksi penting: guru dan orang tua harus berkomitmen mencetak generasi saleh dengan menjaga ibadah, menjauhi makanan haram, dan menggunakan media sosial secara bijak.
Kontributor: Dwi Jatmiko, M.Pd.
Editor: Al-Afasy



