Editorial

Meneguhkan Ajaran: Menguatkan Paham Islam dan Ideologi Muhammadiyah di Seluruh Tingkatan

PWMJATENG.COM – Peneguhan paham Islam dan ideologi Muhammadiyah bukan sekadar retorika organisasi; ia merupakan fondasi yang menegakkan arah gerak, tata nilai, dan tindakan kolektif persyarikatan di tengah dinamika sosial-bangsa. Upaya ini harus dilakukan secara sistematis dan menyeluruh—dari pimpinan pusat hingga pelosok ranting—agar visi “Islam Berkemajuan” tidak hanya menjadi slogan, melainkan menjadi praktik harian dalam dakwah, pendidikan, amal usaha, dan pelayanan sosial.

Pertama, peneguhan membutuhkan landasan dokumen yang jelas dan mudah diakses. Muhammadiyah selama ini memiliki sejumlah teks normatif—Muqaddimah Anggaran Dasar, Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup (MKCH), Khittah Perjuangan, serta keputusan Muktamar seperti Risalah “Islam Berkemajuan”—yang merumuskan identitas teologis, prinsip bernegara, dan skema dakwah organisasi. Menginternalisasi dokumen-dokumen ini pada setiap level struktur organisasi menjamin konsistensi sikap dan kebijakan dalam menghadapi isu-isu kontemporer.

Kedua, pendidikan ideologis harus dibangun melalui kurikulum internal yang kontekstual. Pelatihan kepemimpinan, orientasi kader, kajian rutin majelis dan lembaga, serta modul dalam amal usaha (sekolah, rumah sakit, lembaga sosial) perlu dirancang tidak hanya mengulang teks, melainkan mengaitkannya dengan problem nyata: literasi digital, etika publik, pluralisme, hingga tata kelola modern. Dengan demikian, kader Muhammadiyah mampu menerjemahkan prinsip “tajdid” dan “amar ma’ruf nahi munkar” ke dalam praktik profesional dan pelayanan publik.

Ketiga, metode dakwah dan penguatan paham harus beragam dan inklusif. Selain pengajian tradisional, Muhammadiyah perlu memaksimalkan media digital, literatur populer, serta pelatihan berbasis pengalaman (experiential learning) yang melibatkan anggota amal usaha. Pendekatan humanis—menjelaskan bahwa paham Muhammadiyah berakar pada tauhid, rasionalitas, dan tanggung jawab sosial—membantu mengurangi kesalahpahaman dan meminimalkan radikalisasi. Dokumen resmi organisasi menegaskan posisi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang memadukan keyakinan religius dengan kesadaran kebangsaan.

Baca juga, Brand ID Milad ke-113

Keempat, kepemimpinan yang konsisten adalah kunci. Peneguhan paham tidak dapat berlangsung jika pimpinan di tingkat pimpinan persyarikatan, majelis, dan amal usaha bertindak inkonsisten atau terpisah dari kebijakan organisasi. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme akuntabilitas ideologis: rapat evaluasi berkala, panduan sikap resmi untuk isu-isu strategis, serta forum komunikasi antarlevel untuk menyamakan persepsi. Praktik ini juga menjaga agar keputusan operasional pada amal usaha tidak menyimpang dari nilai-nilai Muhammadiyah.

Kelima, sinergi antara dokumen dan praktik mesti dilengkapi dengan kecakapan berargumentasi berbasis teori internal. Mengutip Risalah Islam Berkemajuan, Muhammadiyah menempatkan “Islam Berkemajuan” sebagai kerangka yang menuntut pembaruan metodologis tanpa meninggalkan sumber-sumber syariat; ini menjadi landasan untuk menjawab tantangan modernitas. Menginternalisasi wacana tersebut pada kader memberi kemampuan untuk menjelaskan pilihan ideologis organisasi secara ilmiah dan komunikatif.

Praktik terbaik yang bisa segera diimplementasikan meliputi: (1) integrasi modul Risalah dan MKCH dalam orientasi seluruh pengurus dan tenaga pendidik di amal usaha; (2) pembentukan tim komunikasi ideologi yang menghasilkan materi populer (infografis, video pendek, FAQ) agar pesan mudah dicerna publik; (3) lokakarya rutin untuk menerjemahkan kebijakan Muktamar ke dalam SOP di tingkat cabang dan amal usaha; serta (4) evaluasi periodik yang melibatkan tokoh intelektual persyarikatan untuk menjaga kualitas konseptual.

Peneguhan paham dan ideologi bukan upaya seremonial, melainkan proses panjang yang memerlukan konsistensi, sumber daya, dan kecakapan komunikasi. Bila dijalankan secara sistemik—menghubungkan teks resmi, praktik kelembagaan, pendidikan kader, dan kepemimpinan yang akuntabel—Muhammadiyah akan mampu memperkuat identitasnya sebagai gerakan Islam yang relevan, bertanggung jawab, dan berkontribusi nyata bagi kemaslahatan umat dan bangsa.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE