PWMJATENG.COM, Jakarta – Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah resmi meluncurkan program Training of Trainer (ToT) Eco Bhinneka pada Sabtu, 26 Juli 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari penguatan gerakan Green Nasyiah yang selama ini dikenal dengan pendekatan lintas iman, inklusif, dan kolaboratif dalam mengampanyekan pelestarian lingkungan.
Program ini bertujuan memperkuat peran perempuan sebagai penggerak utama dalam pembangunan berkelanjutan. Tidak hanya itu, ToT Eco Bhinneka juga menargetkan terbentuknya kader dan komunitas penggerak dari seluruh provinsi, sekaligus membangun jejaring advokasi lintas agama dan organisasi dalam isu-isu lingkungan hidup.
Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah, Ariati Dina Puspitasari, menyampaikan bahwa isu lingkungan bagi Nasyiatul Aisyiyah tidak lagi berhenti pada tataran konsep. “Kami sudah sampai pada tahap aksi nyata. Kader-kader kami telah melakukan langkah konkret menjaga lingkungan di wilayah masing-masing. Ini bagian dari dakwah Islam rahmatan lil alamin,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa masifikasi Eco Bhinneka merupakan wujud nyata semangat dakwah Muhammadiyah yang menjunjung tinggi nilai keberagaman dan keadilan lingkungan. “Langkah ini adalah bagian dari perluasan misi Islam yang membawa rahmat bagi semesta. Kita adalah anak panah dari gerakan besar itu,” imbuhnya.
Kegiatan ToT ini dilaksanakan secara daring sejak 26 Juli hingga 15 September 2025. Rangkaian acaranya dimulai dari sesi welcoming zoom, penyampaian materi pelatihan, penyusunan rencana tindak lanjut (RTL), pelaksanaan praktik baik di wilayah, hingga monitoring, evaluasi, dan diseminasi hasil kegiatan.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman, yang turut hadir dalam pembukaan menyampaikan apresiasi mendalam terhadap program ini. Menurutnya, merawat lingkungan adalah wujud syukur dan tanggung jawab umat terhadap anugerah Allah.
Baca juga, Beragama di Era Overthinking: Tafakur Sebagai Terapi Spiritual
“Sekecil apapun tindakan kita, itu akan menjadi jawaban ketika kelak ditanya oleh Allah. Maka gerakan ini sangat penting. Muhammadiyah mendukung penuh langkah Nasyiatul Aisyiyah,” tegasnya.
Ia juga mendorong agar semangat kolaborasi terus diperkuat. “Eco Bhinneka lahir dari semangat kolaborasi. Maka tantangan ke depan harus dihadapi bersama,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Pengurus LAZISMU PP Muhammadiyah, Ahmad Imam Mujaddid Rais, menyampaikan pentingnya membangun kesadaran global terhadap isu lingkungan. Ia juga menekankan bahwa filantropi harus menjadi bagian dari solusi.
“Sedekah tidak hanya dalam bentuk waktu dan tenaga, tapi juga dana. Mari bangun ekosistem filantropi lingkungan yang integratif. LAZISMU siap mendukung,” ujarnya.
Program Eco Bhinneka ini tidak hanya relevan dengan konteks lokal, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Fokus utama program ini menyasar pada tiga tujuan: kesetaraan gender (tujuan ke-5), kota dan komunitas berkelanjutan (tujuan ke-11), serta aksi terhadap perubahan iklim (tujuan ke-13).
Melalui pendekatan lintas agama dan kolaborasi antarorganisasi perempuan, Nasyiatul Aisyiyah berharap gerakan ini mampu memperluas dampak pelestarian lingkungan berbasis nilai-nilai kebhinekaan.
Kontributor : Farah
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
