PWMJATENG.COM, Surakarta – Sebanyak 915 mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) serta Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) resmi dilepas untuk mengikuti program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) II Tahun 2025. Acara pelepasan berlangsung di Lapangan Gedung Induk Siti Walidah UMS pada Sabtu (19/7), menandai komitmen UMS dalam menghadirkan pembelajaran yang menggembirakan dan bermakna di dunia persekolahan.
Dekan FKIP UMS, Anam Sutopo, menjelaskan bahwa PLP kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Menurutnya, mahasiswa dituntut menghadirkan pendekatan deep learning yang lebih kontekstual dan berdampak secara emosional.
“Kalau sebelumnya masih fokus pada konsep Merdeka Belajar, kini mahasiswa diarahkan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna. Pendidikan hari ini tidak cukup hanya mentransfer pengetahuan, tapi harus membentuk sisi emosional dan sosial siswa,” ujarnya.
Anam juga menyampaikan pesan dari Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI Jawa Tengah, Harun Joko Prayitno. Dalam pesannya, Harun berharap para mahasiswa mampu menjalani PLP dengan optimal dan membawa semangat baru dalam persekolahan.
“Mindset belajar itu harus berubah. Belajar bukan sesuatu yang sulit, tetapi harus menjadi pengalaman yang menggembirakan dan berdampak luas,” ujar Harun, sebagaimana dikutip Anam.
Ia menegaskan bahwa mahasiswa FKIP dan FAI merupakan garda depan UMS dalam membumikan konsep enjoyful learning. Mereka diharapkan mampu menjadi agen perubahan di ruang-ruang kelas, menciptakan atmosfer pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
Baca juga, Mengapa Hati Masih Gelisah Meski Ibadah Rutin?
Program PLP II tahun ini akan dilaksanakan di sejumlah sekolah di kawasan Solo Raya, mencakup wilayah Surakarta, Sukoharjo, Boyolali, hingga Karanganyar. Mahasiswa akan menjalani PLP selama satu bulan, dimulai dengan dua pekan masa adaptasi dan observasi.
Dalam acara pelepasan, Wakil Rektor I UMS, Ihwan Susila, turut menyampaikan pesan inspiratif kepada para peserta PLP. Ia menekankan pentingnya filosofi pendidikan UMS yang berlandaskan tiga nilai utama: humanisasi, liberasi, dan transendensi.
“Humanisasi berarti memanusiakan manusia. Mahasiswa harus sadar bahwa siswa yang mereka temui adalah calon pemimpin masa depan dan harus dididik dengan sebaik mungkin. Liberasi berarti membebaskan mereka dari belenggu ketidaktahuan, dan transendensi adalah mengembalikan semua proses pendidikan kepada Allah SWT,” jelas Ihwan.
Ia juga menambahkan bahwa seorang calon guru idealnya memiliki tiga kompetensi utama, yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Ketiga aspek ini, menurut Ihwan, akan menjadi kekuatan utama dalam membentuk pendidik profesional yang berkarakter Islami.
Sementara itu, salah satu mahasiswa peserta PLP, Kristina Dewi dari Program Studi PPKn FKIP UMS, menyampaikan rasa antusiasnya. Ia mendapat penempatan di SMK Negeri 3 Sukoharjo dan berharap dapat menjalani program dengan baik.
“Semoga lancar dan bisa lulus PLP dengan hasil terbaik. Walaupun saya non-Muslim, saya merasa nyaman dan tidak ada masalah saat berinteraksi dengan teman-teman,” ungkap Kristina.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
