
PWMJATENG.COM, Banyumas – Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto (FK UMP) menghadirkan terobosan segar dalam dunia pendidikan tinggi. Dosen pembimbing akademik FK UMP, dr. Luhur Prihantoro, menggagas kegiatan bimbingan akademik di kawasan wisata alam Curug Jenggala, Baturraden, sebagai alternatif dari suasana ruang kelas yang kaku.
Dengan mengajak para mahasiswa melakukan trekking ringan menyusuri jalur menuju air terjun, dr. Luhur membuka ruang diskusi yang lebih santai dan menyenangkan. Tak hanya membahas persoalan akademik, mahasiswa juga diajak berbicara soal pengembangan diri dan masalah pribadi dalam suasana yang rileks.
“Bimbingan akademik tidak harus selalu dilakukan di ruang kelas. Alam memberikan suasana yang lebih rileks sehingga mahasiswa menjadi lebih terbuka dalam diskusi. Kesehatan kita juga ikut terjaga,” ujar dr. Luhur saat ditemui di sela kegiatan.
Langkah inovatif ini bertujuan menciptakan pengalaman belajar yang holistik. Mahasiswa tidak hanya mendapatkan arahan akademik, tetapi juga dorongan emosional, mental, dan spiritual. Kegiatan ini dinilai mampu memperkuat ikatan antara dosen dan mahasiswa, yang pada akhirnya mendukung proses pendidikan yang lebih manusiawi.
Baca juga, Ibnu Hasan: Menjadi Umat Terbaik Melalui Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Akidah Lurus
Salah satu peserta bimbingan, Diah, mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut memberi kesan berbeda dan membantunya lebih nyaman menyampaikan keluhan akademik. “Kami merasa seperti bicara dengan teman sendiri. Tidak ada tekanan, justru kami bisa lebih jujur soal masalah yang dihadapi,” ujarnya.
Para mahasiswa menyambut kegiatan ini dengan antusias. Mereka menikmati suasana alam yang segar sekaligus merasakan manfaat dari pendekatan pendidikan yang lebih personal. Kegiatan ini juga dinilai mampu memicu semangat baru untuk menjalani perkuliahan.

Selain memberikan manfaat psikologis, aktivitas di alam terbuka ini juga menjadi sarana olahraga ringan yang menjaga kebugaran fisik. Hal ini menjadi penting, terutama bagi mahasiswa kedokteran yang memiliki beban akademik tinggi. “Kami berjalan kaki sambil ngobrol, rasanya ringan tapi sangat bermakna,” kata salah satu mahasiswa lainnya.
Konsep bimbingan akademik di alam terbuka ini selaras dengan visi FK UMP yang ingin mencetak lulusan tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki empati, kepemimpinan, dan keseimbangan hidup yang baik. Menurut dr. Luhur, pendekatan semacam ini menjadi bagian dari pendidikan karakter yang sangat dibutuhkan dalam dunia medis.
“Seorang dokter tidak cukup hanya pintar secara akademik. Ia harus mampu menjadi pendengar yang baik, punya empati, dan memahami pasien sebagai manusia seutuhnya. Semua itu bisa dibentuk dari interaksi yang sehat antara dosen dan mahasiswa,” jelasnya.
Kontributor : Tegar
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha