
PWMJATENG.COM, Surakarta – Inovasi bisnis mahasiswa kembali mencuri perhatian publik melalui ajang Expo Panoramma yang digelar Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Senin–Selasa, 2–3 Juni 2025. Bertempat di Lapangan Psikologi Kampus 2 UMS, kegiatan ini menampilkan puluhan produk kreatif dari generasi Z, buah dari mata kuliah Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif.
Mengusung tema “Innovate Your Future: The Rise of Gen Z Pioneers”, Panoramma (Pasar Inovasi Rancangan Mahasiswa Manajemen) menjadi ajang tahunan yang menghadirkan karya nyata lebih dari 500 mahasiswa. Mereka terbagi dalam 92 kelompok dan menampilkan beragam inovasi, mulai dari kuliner hingga produk digital.
Kepala Program Studi Manajemen FEB UMS, Rini Kuswati, menyampaikan apresiasi terhadap antusiasme mahasiswa. Ia menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar tugas akademik, melainkan latihan langsung membangun semangat wirausaha.
“Kembangkan jaringan, bangun semangat kerja tim. Karena sukses tidak bisa diraih sendirian,” tegasnya, Senin (2/6).
Rini menjelaskan bahwa Panoramma merupakan strategi prodi untuk mencetak lulusan yang tidak hanya siap bekerja, tetapi juga mampu menciptakan usaha secara mandiri.
Dukungan juga datang dari Ikatan Keluarga Alumni Prodi Manajemen (Ikama) FEB UMS. Muhammad Iqbal dari Ikama menyatakan rasa bangganya karena alumni masih diberi ruang untuk terlibat langsung dalam kegiatan kampus.
“Melihat karya nyata adik-adik mahasiswa ini sangat membahagiakan. UMS tidak hanya fokus pada teori, tetapi memberi ruang besar untuk kreativitas,” ujarnya.
Baca juga, Dakwah di Tengah Disinformasi: Tantangan Ulama di Era Post-Truth
Ia berharap mahasiswa mampu menciptakan lapangan kerja sendiri di masa mendatang. “Salam inovatif, salam kreatif!” serunya menutup sambutan.
Di lapangan, inovasi kuliner menjadi primadona. Salah satu produk yang mencuri perhatian adalah Yakitori Bite—sate ala Jepang dengan topping mentai dan keju yang dibakar menggunakan torch. Sabila Muyassaroh, perwakilan tim, menjelaskan bahwa konsep ini terinspirasi dari tren topping dimsum.

“Kami racik sendiri bumbu olesnya. Rasanya gurih pedas dan sudah melalui uji coba,” ujarnya.
Mereka bahkan membuka sistem pre-order sebelum expo dimulai dan sukses menjual 20 box. Untuk memenuhi permintaan, tim menyiapkan tiga kilogram bahan utama setiap harinya. Penampilan dan pelayanan menjadi fokus utama, selain dari cita rasa.
“Expo ini melatih kami berpikir kreatif, membangun tim, dan berani mengambil risiko,” tambah Sabila.
Panoramma tidak sekadar memamerkan produk, tapi juga menilai performa peserta melalui lima aspek: orisinalitas ide, inovasi, pelayanan, kerapian kedai, dan efektivitas promosi di media sosial. Penilaian dilakukan oleh dua juri, yakni satu dari dosen internal dan satu dari praktisi eksternal di bidang kewirausahaan.
Kepala Laboratorium Kewirausahaan FEB UMS, Nur Achmad, menilai kegiatan ini sangat penting dalam membentuk karakter dan kompetensi mahasiswa. Ia menjelaskan bahwa sejak awal semester, mahasiswa sudah didorong untuk memiliki pola pikir pebisnis.
“Melalui kegiatan ini, mereka belajar menghadapi pelanggan, memberikan pelayanan, dan mengembangkan ide secara nyata,” ujarnya.
Kontributor : Yusuf
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha