AUMBerita

Rektor UMS Tegaskan Guru Muhammadiyah Wajib Adaptif, Progresif, dan Moderat di Era Disrupsi

PWMJATENG.COM, Surakarta – Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Harun Joko Prayitno, menegaskan bahwa guru Muhammadiyah harus mampu beradaptasi, berpikir progresif, dan bersikap moderat di tengah dinamika zaman. Pernyataan ini disampaikan dalam Seminar Akbar Forum Kepala Sekolah SD/MI Muhammadiyah se-Jawa Tengah yang digelar Sabtu (31/5) di Auditorium Moh. Djazman UMS.

Dalam pidato inspiratifnya, Harun menekankan bahwa menjadi guru Muhammadiyah bukan sekadar profesi, tetapi bentuk nyata pengabdian. “Syukur itu tidak cukup hanya diucapkan. Ia harus bersemayam dalam hati dan diwujudkan lewat amal,” ujarnya tegas. Menurutnya, mengajar di sekolah Muhammadiyah membutuhkan ketulusan dan perjuangan yang tidak ringan.

“Kalau jadi guru hanya mengeluh, berarti belum memahami makna menjadi pendidik. Harus mindful, meaningful, dan joyful. Tanpa itu, tidak akan tumbuh keteguhan dalam mendidik generasi,” ungkap Harun.

Ia menyoroti pentingnya kekompakan di antara guru dan kepala sekolah. Menurutnya, pendidikan Muhammadiyah harus digerakkan secara kolektif. “Kita ini satu gerakan dakwah pendidikan. Maka harus kompak dan komitmen. Militan dan tidak mudah goyah,” katanya.

Lebih lanjut, Harun menyampaikan bahwa guru Muhammadiyah dituntut memiliki tiga karakter utama: adaptif, progresif, dan moderat. Adaptif berarti siap menghadapi perubahan dan terus belajar. Progresif berarti mampu bergerak cepat dan inovatif. Sedangkan moderat berarti mampu menjadi jembatan dalam perbedaan dan pembawa solusi sosial.

Baca juga, Bangkitkan Kekuatan Ekonomi Umat: Refleksi Islam atas Kekayaan, Kedermawanan, dan Ancaman Global

“Guru itu tidak bisa statis. Ia harus terus bergerak dan menyesuaikan dengan kebutuhan zaman. Tapi tetap menjunjung nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” ujarnya.

Sebagai bentuk dukungan institusi, Harun mendorong peningkatan kualifikasi akademik para kepala sekolah. Ia menegaskan bahwa UMS telah menyiapkan beasiswa sebesar 50% bagi guru yang ingin melanjutkan studi S2. “Jangan tunggu tiga semester, dua semester harus selesai. UMS akan bantu percepat,” tegasnya.

Bahkan, ia menyebutkan bahwa untuk jenjang S3 pun UMS siap memfasilitasi. “Kalau perlu lanjut doktor, ambil di UMS. Kami siapkan skema pembiayaan yang ringan. Ini investasi jangka panjang,” imbuhnya.

Dalam kapasitasnya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI Jawa Tengah, Harun bertanggung jawab terhadap lebih dari 200 perguruan tinggi swasta. Meski begitu, ia memastikan bahwa UMS tetap menjadi prioritas.

“UMS ini rumah besar gerakan pendidikan Muhammadiyah. Di sini kita mulai dan dari sini pula kita harus terus memperkuat misi dakwah intelektual,” ujarnya penuh keyakinan.

Menutup sambutannya, Harun mengajak para peserta membingkai pengabdian mereka dalam semangat I-A-M: Ilmu, Amal, dan Manfaat. Ia menjelaskan bahwa ilmu tanpa amal adalah hampa, amal tanpa ilmu tidak berdasar, dan keduanya hanya bernilai jika memberi manfaat luas.

“Tanpa manfaat, semua ilmu dan amal tak bermakna bagi umat. Maka, mari jadikan perjuangan kita bermuara pada kemanfaatan,” pungkasnya.

Kontributor : Alvian
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE