Menggali Makna Puasa Ramadan: Hikmah dan Keutamaan

PWMJATENG.COM, Surakarta – Ramadan adalah bulan penuh berkah tidak hanya sebagai waktu untuk menahan lapar dan dahaga. Menurut Ari Anshori, dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), hakikat puasa adalah lebih dari sekadar menahan diri dari makan dan minum.
“Puasa merupakan bentuk pengorbanan untuk Tuhan, yang melibatkan pengendalian diri dari segala sesuatu yang kita cintai demi kecintaan kepada Allah SWT,” ujarnya Sabtu, (8/3).
Sejarah puasa sendiri menunjukkan bahwa ibadah ini sudah dikenal oleh banyak peradaban. Puasa tidak hanya ditemukan dalam ajaran Islam, tetapi juga dipraktikkan oleh masyarakat Mesir kuno, termasuk di kalangan penyembah berhala. Hal ini menunjukkan bahwa puasa adalah ibadah manusia yang paling tua dan paling tersebar di dunia.
Qs Maryam: 26
فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا
Artinya: Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. (QS. Maryam : 26)
Ari mengutip ayat Al-Quran dalam Surah Maryam (QS. Maryam: 26) yang menyatakan bahwa puasa adalah bentuk pengabdian yang sangat mendalam kepada Allah, bahkan mengharuskan seseorang untuk tidak berbicara kepada orang lain sebagai bagian dari nazar mereka. Ini menunjukkan kedalaman makna puasa yang lebih dari sekadar menahan diri dari keinginan fisik.
Hikmah puasa sangat banyak. Selain menahan diri dari hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain, puasa juga berfungsi sebagai sarana untuk muhasabah diri, yaitu introspeksi diri. Lebih lanjut, Ari menyebut bahwa puasa juga dapat menghilangkan kecemburuan sosial, mengajarkan tenggang rasa, dan menumbuhkan toleransi antar sesama.
Keutamaan bagi ahli puasa juga dia sampaikan,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Artinya: setiap amalan anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa benar-benar lebih wangi di sisi Allah daripada aroma kesturi. (HR Muslim)
Baca juga, Ramadan: Bulan yang Mengenyangkan bagi yang Kelaparan
Dalam riwayat lain dikatakan :
قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي
Allah berfirman : Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku. (HR. Bukhari)
Dalam riwayat Ahmad dikatakan :
قَالَ اللَّهُ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Artinya: “Allah ‘azza wa jalla berfirman : ‘Setiap amalan adalah sebagai kafarah/tebusan. Kecuali amalan puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.” (HR. Ahmad)
“Puasa mengajarkan kita untuk lebih peka terhadap kondisi orang lain, yang mungkin sedang kesulitan atau membutuhkan bantuan,” ujarnya.
Ini adalah salah satu cara untuk membangun kebersamaan dalam kehidupan sosial, sekaligus melatih untuk lebih peduli terhadap sesama.
Hadis Nabi Muhammad SAW mengungkapkan bahwa setiap amal perbuatan anak Adam akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda, kecuali puasa. Puasa adalah amal yang hanya untuk Allah, dan balasannya pun sangat istimewa.
“Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dibandingkan bau minyak kasturi,” ujarnya menuturkan salah satu hadis yang menceritakan keutamaan puasa.

Dalam sebuah riwayat, Allah SWT berfirman, “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya,” (HR. Bukhari). Ari mengatakan bahwa itu menggambarkan betapa istimewanya amal ibadah ini di sisi Allah.
Di balik hikmah spiritual, puasa juga memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Ari Anshori menjelaskan bahwa riset ilmiah membuktikan bahwa puasa dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, membantu mencegah berbagai penyakit, dan meningkatkan produksi zat antibodi dalam tubuh.
Puasa juga dapat memberi perlindungan terhadap penyakit fisik dan mental, serta menjadi peredam dari berbagai gangguan atau siksa dari Allah SWT. Bahkan, bagi mereka yang dalam kondisi tertentu, seperti orang sakit atau musafir, puasa tetap memberikan manfaatnya dengan memberikan keringanan melalui fidyah atau penggantian puasa di waktu lain.
Puasa mengajarkan kita untuk tetap produktif, bukan hanya dalam aspek bekerja tetapi juga dalam menjalankan amal ibadah. Ari menekankan bahwa puasa bukan hanya soal menahan lapar dan dahaga, tetapi tentang mengatur hidup, menjaga kesehatan, dan meningkatkan hubungan sosial dengan sesama.
“Jangan biarkan puasa menghambat produktivitas kita, tetapi justru maksimalkan setiap detiknya untuk beribadah dan berkontribusi pada kebaikan,” tegasnya.
Dengan pemahaman yang lebih dalam mengenai puasa, diharapkan umat Islam dapat menjalani bulan Ramadan dengan penuh keberkahan, tetap produktif dalam menjalankan aktivitas, serta menjaga kualitas ibadah yang sejati. Ramadan adalah waktu untuk memperbaiki diri, memperbanyak amal, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha