Ziarah ke Masjid Al-Aqsa dan Cita Rasa Palestina

Ziarah ke Masjid Al-Aqsa dan Cita Rasa Palestina
Seri 19: Serangan Balik
Oleh : Dwi Taufan Hidayat (Penasehat Takmir Mushala Al-Ikhlas Desa Bergas Kidul Kabupaten Semarang, Sekretaris Korps Alumni PW IPM/IRM Jawa Tengah, & Ketua Lembaga Dakwah Komunitas PCM Bergas Kabupaten Semarang)
PWMJATENG.COM – Farhan memandangi layar laptopnya dengan tatapan tajam. Setelah ancaman yang diterimanya semalam, ia semakin yakin bahwa ada pihak yang ingin menyingkirkannya dari bisnis perjalanan religi. Namun, ia tidak akan tinggal diam.
Rudi dan Dian telah menghubungi beberapa klien loyal yang bersedia memberikan testimoni positif. Beberapa video kesaksian sudah mereka unggah ke media sosial. Namun, komentar miring masih terus bermunculan.
“Ini tidak cukup,” gumam Farhan. “Kita butuh strategi lain.”
Dian menoleh. “Maksudmu?”
Farhan mengambil napas dalam. “Kita harus menyerang balik, tapi dengan cara yang elegan. Kita tidak bisa melawan mereka dengan menyebarkan keburukan, tapi kita bisa membuktikan siapa yang benar.”
Rudi mengangguk setuju. “Kita bisa lacak siapa yang berada di balik blog itu. Aku kenal seseorang yang bisa membantu.”
Tanpa membuang waktu, Rudi menghubungi temannya yang ahli dalam digital forensik. Beberapa jam kemudian, mereka mendapatkan hasil yang mencengangkan. Blog yang menyebarkan berita miring itu terhubung dengan sebuah perusahaan agen perjalanan umrah yang pernah bersaing ketat dengan mereka.
Baca juga, Kajian Ramadan 1446 H dan Dialog Ideopolitor PWM Jateng Digelar di Enam Regional!
“Mereka tidak hanya menyebarkan rumor,” kata Dian, membaca hasil analisis. “Mereka juga menggunakan akun bot untuk memperbesar dampaknya.”
Farhan mengepalkan tangannya. “Kalau begitu, kita buat pernyataan resmi.”
Ia segera menulis sebuah klarifikasi di website resmi perusahaannya dan membagikannya di media sosial. Ia tidak menyebut langsung siapa pihak di balik fitnah ini, tetapi ia menekankan bahwa ada upaya sistematis untuk menjatuhkan bisnisnya dengan cara tidak fair.
Reaksi publik mengejutkan. Banyak klien yang pernah menggunakan jasanya membela mereka di kolom komentar. Bahkan, beberapa influencer perjalanan religi ikut bersuara, mendukung bisnis Farhan dan mengecam cara-cara licik pesaing.
Namun, serangan balik ini justru membuat pihak lawan semakin panik. Keesokan harinya, Farhan menerima email anonim berisi ancaman lebih serius.
“Kamu pikir bisa lolos begitu saja?” tulis email itu. “Ini baru permulaan.”
Farhan menatap layar dengan rahang mengeras. Ia tahu, pertarungan ini belum selesai.
Bersambung ke seri 20: Babak Akhir
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha