PWMJATENG.COM, Banyumas – Yusuf Saefudin, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan AIK Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), mendapat kehormatan luar biasa sebagai pembicara kunci dalam konferensi internasional ASEAN Classroom PLUS (ACL+) yang diadakan oleh Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) dan Universiti Malaysia Terengganu. Acara bergengsi ini berlangsung pada 23-27 September 2024 dan dihadiri oleh akademisi, mahasiswa, serta peneliti dari berbagai negara di Asia Tenggara.
Dalam pidato kuncinya yang bertajuk “Scientific Writing in Legal Research,” Yusuf menyoroti pentingnya kualitas penulisan ilmiah dalam penelitian hukum. Ia menjelaskan bahwa teknik penulisan yang akurat, sistematis, serta sesuai dengan etika akademik merupakan kunci keberhasilan dalam menghasilkan karya ilmiah yang berpengaruh. Menurutnya, penulisan ilmiah berkualitas tidak hanya menjadi kontribusi bagi ilmu pengetahuan, tetapi juga berperan penting dalam pengembangan kebijakan hukum di berbagai negara.
“Karya ilmiah yang baik bukan hanya memberi sumbangan pada ilmu hukum, tetapi juga bisa menjadi dasar bagi perumusan kebijakan hukum di berbagai negara,” ujar Yusuf dalam konferensi tersebut, memberikan wawasan penting bagi para akademisi dan mahasiswa hukum di kawasan ASEAN.
Keterlibatan Fakultas Hukum UMP dalam ajang internasional ini menjadi bukti nyata komitmen UMP dalam memperluas jaringan akademik di tingkat global. Melalui kolaborasi aktif dengan perguruan tinggi di ASEAN, Fakultas Hukum UMP terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan hukum di tingkat regional dan global. Konferensi ini menjadi momentum strategis bagi UMP untuk menunjukkan kapasitas intelektualnya di dunia internasional.
Baca juga, 59 Tahun KOKAM: Harmoni untuk Indonesia Maju
Indriati Amarini, Dekan Fakultas Hukum UMP, juga menyampaikan apresiasinya atas pencapaian Yusuf. “Keterlibatan Dr. Yusuf sebagai keynote speaker di ASEAN Classroom PLUS merupakan kebanggaan bagi Fakultas Hukum UMP. Ini menunjukkan bahwa kualitas akademik dosen-dosen kami diakui di kancah internasional,” ujarnya.
Lebih lanjut, Indriati menjelaskan bahwa topik yang diangkat Yusuf sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi oleh akademisi hukum di ASEAN saat ini. “Keterampilan penulisan ilmiah yang kuat sangat dibutuhkan dalam penelitian hukum. Mahasiswa hukum di ASEAN perlu menguasai hal ini untuk mempersiapkan diri menjadi peneliti dan profesional hukum yang kompeten,” tambahnya.
ASEAN Classroom PLUS (ACL+) merupakan program kolaboratif yang dirancang untuk mempererat kerja sama antar-akademisi dan mahasiswa di Asia Tenggara, khususnya di bidang hukum dan syariah. Program ini menyediakan platform untuk bertukar ide, pengetahuan, dan pengalaman antarnegara dengan fokus pada peningkatan keterampilan akademik dan penelitian hukum yang berkualitas.
Selain sesi keynote, acara ini juga mencakup berbagai diskusi panel, lokakarya, serta presentasi penelitian yang memperkaya pemahaman tentang isu-isu hukum internasional, hak asasi manusia, dan hukum syariah di kawasan ASEAN.
Editor : M Taufiq Ulinuha