Wujudkan MBKM, UNIMUS Jalin Kerjasama dengan BMT se Indonesia
PWMJATENG.COM, SEMARANG – Dalam rangka mewujudkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan membangun Link and Match antara dunia pendidikan dan dunia industri, Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) melalui Fakultas Ekonomi melakukan kerjasama dengan Baitul Maal wa Tamwil (BMT) se-Indonesia.
Kerjasama ditandai dengan Penandatanganan MoU oleh Rektor Unimus Prof. Masrukhi dengan Ketua Umum Perhimpunan BMT Indonesia Dra. Mursida Rambe, yang kemudian diikuti dengan penandatanganan MoA antara Fakultas Ekonomi dan Fakultas Tekhnis Unimus dengan Direktur/ Manajer BMT se- Indonesia.
Acara digelar secara hybrid dari Fakultas Kedokteran Unimus, yang diikuti sebanyak 322 BMT se-Indonesia. Dimana yang hadir secara offline adalah Direktur/ Manajer BMT yang ada di Jawa Tengah, Sedangkan secara online melalui zoom meeting, diikuti oleh seluruh Direktur/ Manajer BMT yang ada di luar Jawa Tengah, Universitas Sains Islam Malaysia, Universitas Kebangsaan Malaysia, Universitas Trenggano Malaysia, IAIN Pekalongan sera IAIN Kudus.
Sebagai implementasi Merdeka Belajar kampus Merdeka (MBKM), Kerjasama ini merupakan sebuah hal yang sangat penting, terutama untuk mitra bagi Fakultas Ekonomi dan Fakultas Tekhnik Unimus. Karena Substansi MBKM itu sendiri adalah bagaimana kita melakukan kolaborasi dengan berbagai stakeholder, sehingga terbangun pengetahuan dan pengalaman yang otentik pada diri mahasiswa.
“Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Unimus Prof. Masrukhi”.
Beliau juga berharap, agar nantinya para dosen Unimus juga dapat melakukan kerjasama yang lebih erat lagi, baik dalam bentuk riset, pengabdian masyarakat, termasuk juga nanti kita akan menghadirkan direktur BMT untuk memberikan kuliah pakar di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Tekhnik.
Sementara itu Dekan Fakultas Ekonomi Unimus Dr.Haerudin, MT dalam sambutannya menyampaikan bahwa kerjasama ini dilakukan sebagai bentuk pelaksanaan MBKM di Unimus.
“Kami dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Tekhnik mencoba mencari partner, karena sekarang sudah ada Merdeka Belajar Kampus Merdeka, maka tidak mungkin bisa berjalan MBKM tanpa partner dari Industri. Yang dalam hal ini diantaranya, kami bekerjasama dengan mikro finance dari perhimpunan BMT Indonesia”, kata Haerudin.
Dengan adanya kerjasama ini, Haerudin juga berharap agar nantinya Mahasiswa mengerti bagaimana model keuangan mikro syari’ah dan bagaimana operasionalnya, tidak hanya dalam teori saja. Sehingga melalui kerjasama inilah nantinya aplikasinya dapat digunakan oleh mahasiswa yang magang di tempat industri.
Ketua Umum Persatuan BMT Indonesia Dra. Mursida Rambe mengatakan bahwa kerjasama ini sebagai bentuk kolaborasi antara akademisi dengan para praktisi.
“Tentu kegiatan ini menjadi suatu hal yang sangat baik, karena dijaman kita yang sekarang ini harus berkolaborasi. Saya rasa antara akademisi dengan kita para praktisi sangat bagus untuk menjalin kerjasama, karena Perguruan Tinggi juga perlu praktek nyata di lapangan”, ujar Mursida. (it)
