
PWMJATENG.COM, Magelang – Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) kembali menggelar prosesi Wisuda ke-85 pada Kamis (30/10) di Auditorium Kampus 1 UNIMMA. Momen ini menjadi puncak perjalanan akademik bagi para mahasiswa yang kini resmi menyandang gelar sarjana. Namun, di balik kebahagiaan itu, terselip pesan penting tentang nilai keislaman dan kepedulian sosial yang disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah, Muhammad Samsudin.
Dalam sambutannya, Samsudin menyampaikan rasa bangga sekaligus motivasi bagi seluruh wisudawan. Ia menekankan bahwa gelar sarjana tidak diperoleh dengan mudah, melainkan hasil dari perjuangan panjang dan ketekunan selama bertahun-tahun. “Bersyukurlah, karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan diwisuda di sini. Dengan latar belakang keluarga yang berbeda, kalian mampu membuktikan diri hingga meraih gelar sarjana. Huruf ‘S’ di belakang nama kalian bukan hadiah empat tahun, tapi buah dari kerja keras dan kesabaran,” ujarnya disambut tepuk tangan hadirin.
Samsudin kemudian mengingatkan para lulusan bahwa wisuda bukanlah akhir, melainkan awal dari babak baru kehidupan. Ia menyebut fase selanjutnya sebagai “kuliah kehidupan”, yakni proses belajar tanpa batas waktu dan tanpa jeda ujian. “Begitu lulus, kalian akan menghadapi kuliah yang sesungguhnya. SKS-nya tidak terbatas, ujian datang setiap waktu, dan mata kuliahnya selalu berubah,” tuturnya dengan nada reflektif.
Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)
Menurutnya, lulusan UNIMMA harus memegang teguh nilai-nilai keislaman yang telah ditanamkan selama belajar di kampus Muhammadiyah. Nilai tersebut menjadi bekal untuk menjalani kehidupan dan bekerja secara profesional, tanpa meninggalkan orientasi spiritual. “Di kampus ini kalian diajarkan nilai keislaman dan keagamaan. Saat bekerja nanti, jangan lupa bahwa kesuksesan dunia harus membawa keselamatan akhirat. Saya yakin alumni UNIMMA terjamin kehalalannya,” tambahnya sambil tersenyum.
Selain menanamkan nilai religius, Samsudin juga mengajak para alumni untuk menumbuhkan empati sosial. Menurutnya, lulusan perguruan tinggi harus hadir sebagai agen perubahan di masyarakat, tidak hanya fokus pada bidang keilmuannya semata. “Kepedulian itu tidak terbatas pada diri sendiri. Yang lulusan hukum, jangan hanya peduli dengan persoalan hukum. Begitu pula yang dari prodi lain, harus memahami persoalan sosial di sekitar kita,” pungkasnya.
Sementara itu, Rektor UNIMMA, Lilik Andriyani, turut menyampaikan apresiasi dan harapan bagi para lulusan. Ia menilai keberhasilan para wisudawan merupakan hasil perpaduan antara dedikasi, kerja keras, dan doa. “Kalian adalah generasi penerus bangsa yang telah melewati proses panjang dengan semangat dan ketekunan. Perjuangan tidak berhenti di sini. Tegapkan langkah, bulatkan tekad, dan kuatkan doa untuk terus menebar manfaat di masyarakat,” ucapnya.
Lilik menegaskan bahwa wisuda kali ini bukan sekadar seremoni, melainkan wujud komitmen UNIMMA dalam mencetak lulusan yang unggul secara akademik sekaligus berkarakter islami. Kampus Muhammadiyah itu, lanjutnya, berupaya membentuk insan berdaya saing tinggi, tangguh menghadapi tantangan zaman, serta memiliki semangat memberi manfaat bagi sesama.
Kontributor : Arina
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
 
				



