Waspada! Dampak Buruk Perilaku Sedenter Terhadap Kesehatan Fisik, Kognitif, dan Mental
PWMJATENG.COM, Yogyakarta – Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa hampir sepertiga dari populasi orang dewasa di dunia, sekitar 1,8 miliar orang, tidak aktif secara fisik. Hal ini berarti mereka tidak memenuhi rekomendasi global untuk melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama minimal 150 menit per minggu. Jika kecenderungan ini terus berlanjut, diperkirakan bahwa proporsi orang dewasa yang tidak aktif secara fisik akan mencapai 35% pada tahun 2030.
Rachmah Laksmi Ambardini, dalam Workshop Peningkatan Aktivitas Jasmani dan Mengurangi Perilaku Sedenter di Sekolah Dasar Muhammadiyah, menjelaskan tentang dampak negatif perilaku sedenter terhadap kesehatan fisik, fungsi kognitif, dan kesehatan mental.
“Dampak dari kurangnya aktivitas fisik termasuk kontribusi terhadap kelebihan berat badan dan rendahnya tingkat kebugaran fisik,” ungkap Rachmah, Rabu (10/7/24).
Baca juga, Telah Terbit! Download Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) 1446 H
Studi menunjukkan adanya hubungan antara perilaku sedenter dan obesitas, terutama pada anak-anak dan remaja, yang mengalami peningkatan yang signifikan. Selain itu, perilaku sedenter juga berdampak negatif pada postur tubuh.
“Perubahan postur tubuh yang buruk, seperti perubahan posisi kepala dan sikap tubuh yang kurang aktif, merupakan penyebab utama meningkatnya kasus nyeri punggung,” jelasnya.
Lebih lanjut, studi juga menyoroti bahwa postur tubuh yang buruk dapat berkontribusi pada gangguan mental seperti rasa takut, kurangnya keterbukaan sosial, dan kegelisahan. Dalam konteks fungsi kognitif, penelitian menunjukkan bahwa perilaku sedenter, seperti bermain game yang intens, dapat mengurangi kemampuan fungsi kognitif.
“Bagian korteks prefrontal otak, yang bertanggung jawab atas perencanaan, pengaturan perhatian, dan penerapan disiplin diri, terpengaruh secara signifikan oleh perilaku sedenter,” tambahnya.
Kontributor : Al Fatih
Editor : M Taufiq Ulinuha