
PWMJATENG.COM, SukoharjoΒ βΒ Suasana berbeda terasa dalam perayaan Idul Adha 1446 H di MTs Muhammadiyah Blimbing, Pondok Pesantren Imam Syuhodo. Madrasah ini menerapkan konsep Green Idul Adha, memadukan nilai spiritual kurban dengan kesadaran ekologi dan semangat sosial yang menyentuh hati.
Pada Senin, 9 Juni 2025, lembaga pendidikan tersebut menyembelih sembilan ekor kambing dan satu ekor sapi. Hewan-hewan itu berasal dari berbagai pihak yang tergabung dalam program kurban kolektif, seperti Ponpes Imam Syuhodo, SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo, PRM Wonorejo, PRM Sayangan, guru, karyawan, wali siswa, hingga para murid sendiri melalui iuran kurban.
Yang menarik, seluruh daging kurban dibagikan menggunakan besekβwadah tradisional dari anyaman bambuβdilengkapi dengan daun jati sebagai alas. Langkah ini menggantikan kantong plastik sekali pakai, yang selama ini menjadi sumber utama pencemaran lingkungan.
βPenggunaan besek adalah bagian dari edukasi ekologi kepada santri dan masyarakat. Kami ingin menjadikan Idul Adha bukan hanya tentang penyembelihan hewan, tetapi juga tentang merawat bumi,β tutur Muhammad Isa Malik Ibrahim, Kepala MTs Muhammadiyah Blimbing.
Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar ritual tahunan. Konsep Green Idul Adha lahir dari kolaborasi dengan Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Blimbing. Selain sebagai bentuk ibadah, kurban juga dijadikan wahana pembelajaran hidup berkelanjutan yang selaras dengan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025: βEnding Plastic Pollutionβ.
Program ini disambut positif oleh masyarakat. Salah satunya adalah Surati, warga yang menerima daging kurban. Ia mengaku senang dengan inovasi ramah lingkungan tersebut.
Baca juga, Keluarga sebagai Tiang Utama Kehidupan: Refleksi Nilai-Nilai Islami dalam Pembinaan Anak dan Peran Muhammadiyah
βTerima kasih atas daging kurbannya. Kemasan besek ini unik dan ramah lingkungan. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut,β ungkapnya dengan antusias.
Antusiasme serupa juga terlihat dari para siswa. Mereka tidak hanya terlibat dalam penyembelihan, tetapi juga dalam proses pengemasan hingga distribusi. Proses itu menjadi bagian dari pendidikan karakter, gotong royong, dan tanggung jawab sosial.

Kepala madrasah menjelaskan bahwa pendekatan edukatif semacam ini penting untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan sejak dini. βKami berharap siswa belajar mencintai alam sebagai bagian dari pengamalan iman. Ini bukan sekadar gaya hidup, melainkan bentuk penghambaan kepada Allah,β ujarnya.
Dengan menggabungkan nilai spiritual, sosial, dan ekologis, MTs Muhammadiyah Blimbing menunjukkan bahwa kurban dapat menjadi momentum pembelajaran yang menyeluruh. Tradisi ini mampu mendorong masyarakat bergerak menuju kehidupan yang lebih beradab, empatik, dan peduli lingkungan.
Selain menguatkan nilai-nilai keimanan, kegiatan tersebut diharapkan menjadi pemicu gerakan hijrah kolektif. Bukan hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam kesadaran ekologis di tengah ancaman krisis lingkungan yang kian nyata.
βIdul Adha seharusnya menjadi momen reflektif. Lewat program ini, kami ingin menyampaikan bahwa menyembelih hewan adalah simbol. Yang lebih penting adalah bagaimana kita menyembelih ego dan ketidakpedulian terhadap sesama dan bumi,β tegas Isa Malik.
Kontributor : Dimas
Ass Editor : Ahmad; Editor :Β M Taufiq Ulinuha