Wakil Ketua PWM Jateng Ibnu Hasan Tegaskan Kontribusi Muhammadiyah bagi Pembangunan Bangsa

PWMJATENG.COM, Tegal – Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang telah berusia lebih dari satu abad terus menunjukkan eksistensinya dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam Kajian Ramadan dan Dialog Ideopolitor Regional Pekalongan, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Ibnu Hasan, menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak hanya berperan sebagai gerakan keagamaan, tetapi juga sebagai entitas yang memiliki kontribusi strategis bagi pembangunan bangsa.
Ibnu Hasan menjelaskan bahwa nilai-nilai ideologi Muhammadiyah dapat menjadi pilar dalam membangun bangsa yang berintegritas dan berdaya saing. Menurutnya, Muhammadiyah memiliki komitmen untuk menjaga keseimbangan antara nilai-nilai Islam dan prinsip-prinsip kebangsaan. Upaya ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang berkemajuan, yang tidak hanya religius tetapi juga berkontribusi nyata dalam pembangunan negara. Baginya, Islam tidak hanya berbicara tentang spiritualitas individu, tetapi juga tentang bagaimana ajaran agama dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan sosial dan kemajuan peradaban.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyoroti kontribusi Muhammadiyah di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan sosial. Muhammadiyah, kata dia, telah menunjukkan dedikasinya dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak dan moralitas yang tinggi. Menurutnya, pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Islam akan membentuk individu yang memiliki integritas, sehingga mampu berperan dalam membangun karakter bangsa. Ia menambahkan bahwa pembentukan karakter ini menjadi salah satu kunci utama dalam menciptakan generasi penerus yang memiliki visi dan dedikasi bagi bangsa dan agama.
Dalam konteks pendidikan, Muhammadiyah telah mendirikan ribuan lembaga pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Ibnu Hasan mengungkapkan bahwa lembaga pendidikan Muhammadiyah tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman yang kuat. Ia menegaskan bahwa penguatan pendidikan karakter berbasis Islam merupakan langkah strategis dalam membangun peradaban yang unggul.
Baca juga, Hadiri Rakor dengan BPN, Ketua PWM Jateng Apresiasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa keberhasilan Muhammadiyah dalam membangun sektor pendidikan tidak terlepas dari prinsip tajdid atau pembaruan yang selalu dipegang teguh oleh organisasi ini. Prinsip ini, menurutnya, memungkinkan Muhammadiyah untuk selalu adaptif terhadap perubahan zaman tanpa kehilangan jati diri keislamannya. Ia mengutip sebuah hadis Rasulullah SAW yang berbunyi:
“إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الْأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِينَهَا”
Artinya: “Sesungguhnya Allah akan mengutus untuk umat ini pada setiap awal seratus tahun seseorang yang akan memperbarui agamanya.” (HR. Abu Dawud)
Hadis ini, menurut Ibnu Hasan, menjadi semangat bagi Muhammadiyah dalam terus berinovasi dan memberikan kontribusi nyata dalam berbagai bidang.
Selain pendidikan, sektor kesehatan juga menjadi salah satu fokus utama Muhammadiyah. Organisasi ini telah mendirikan banyak rumah sakit dan klinik yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas. Ia menekankan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan Muhammadiyah tidak hanya ditujukan bagi umat Islam, tetapi juga untuk seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang latar belakang agama dan suku.
Dalam diskusi tersebut, Ibnu Hasan juga menyinggung pentingnya kolaborasi antara organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah dengan pemerintah. Menurutnya, sinergi antara kedua pihak akan menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dan lebih efektif. Ia menegaskan bahwa Muhammadiyah bukan hanya mitra strategis pemerintah, tetapi juga bagian dari elemen bangsa yang memiliki tanggung jawab dalam menciptakan kesejahteraan sosial.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa prinsip-prinsip Islam yang diterapkan Muhammadiyah harus terus dijaga agar tetap relevan dengan dinamika zaman. Ia mengutip sebuah ayat Al-Qur’an yang menjadi pedoman dalam menjalankan dakwah dan kontribusi Muhammadiyah:
“إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ”
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Ayat ini, menurutnya, menjadi pengingat bahwa kemajuan suatu bangsa bergantung pada kesadaran kolektif masyarakatnya untuk terus berbenah dan berkontribusi secara aktif dalam pembangunan.
Kontributor : Riza A Novanto
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha