PWMJATENG.COM, Semarang – Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) melakukan langkah bersejarah dengan membuka Program Studi Spesialis Keperawatan Medikal Bedah. Acara pembukaan ini disambut dengan kunjungan dari Direktorat Kelembagaan Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, yang bertujuan untuk melakukan evaluasi lapangan terkait penyelenggaraan program baru ini di Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan (FIKKES) Unimus, Kamis (27/6/24).
Kunjungan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat universitas, termasuk Wakil Rektor I, Budi Santosa, Wakil Rektor II, Hardiwinoto, Dekan FIKKES, Ali Rosidi, serta dosen dan staf akademik Unimus. Tim asesor yang hadir terdiri dari Anggorowati, dari Undip, Liliana Sugiharto, dari Unika Atma Jaya, dan Sefryan Daru S. dari Direktorat Kelembagaan.
Dekan FIKKES, Ali Rosidi, menjelaskan bahwa pembukaan program spesialis ini adalah pengembangan dari ilmu keperawatan yang sudah ada di Unimus. “Kami berharap program spesialis ini dapat menghasilkan sub-spesialisasi di masa depan,” ujarnya.
Mengenai penerimaan mahasiswa baru, program ini akan dimulai dengan menerima 15 mahasiswa dengan rasio dosen-mahasiswa 1:5. Unimus juga telah menjalin kerja sama dengan RS Karyadi Semarang, yang akan melibatkan 12 dosen pembimbing dalam program ini.
Baca juga, Mengapa Paham Salafi Mudah Masuk di Muhammadiyah?
Wakil Rektor I, Budi Santosa, menambahkan bahwa kegiatan evaluasi lapangan ini menandai momen bersejarah bagi Unimus, karena program spesialis ini menjadi yang pertama dan satu-satunya di kota Semarang. “Kami berharap program ini dapat memperkuat pelayanan pendidikan Unimus dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, Budi juga menyampaikan perkembangan positif Unimus dalam tahun akademik terbaru, dengan penambahan 10 program studi baru. “Dari 28 program studi awal, kini Unimus memiliki 39 program studi dengan 9 program mendapatkan akreditasi unggul, dan 18 program dengan akreditasi baik sekali,” tambahnya.
Dalam waktu dekat, Unimus juga akan mengajukan Kembali Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) dengan harapan dapat memperoleh peringkat unggul. “Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan keilmuan di setiap program studi kami,” tutup Budi Santosa.
Editor : M Taufiq Ulinuha
