PWMJATENG.COM, Yogyakarta – Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah angkat bicara mengenai isu keterlambatan pembayaran Tunjangan Kinerja (Tukin) dosen dan staf Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT). Dalam siaran pers yang dirilis hari ini, Ketua Majelis Bambang Setiaji dan Sekretaris Ahmad Muttaqin menyampaikan klarifikasi serta langkah konkret yang telah diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam keterangannya, Majelis Diktilitbang menegaskan bahwa Muhammadiyah selalu menjunjung tinggi profesionalisme, transparansi, dan keadilan. “Kesejahteraan pegawai dan dosen adalah prioritas utama kami sebagai bagian dari tata kelola pendidikan tinggi yang baik dan berkelanjutan,” ujar Bambang Setiaji dalam pernyataan tersebut.
Muhammadiyah menekankan bahwa gaji bulanan dosen dan karyawan UMT selalu dibayarkan tepat waktu. Namun, keterlambatan terjadi pada pembayaran Tukin yang menggunakan sistem rapel.
Ahmad Muttaqin menyampaikan permohonan maaf kepada dosen dan staf UMT atas keterlambatan tersebut. “Kami sangat menyesalkan situasi ini, karena tidak mencerminkan nilai-nilai utama Muhammadiyah. Kami berkomitmen untuk segera menyelesaikan permasalahan ini,” ungkapnya.
Baca juga, Download Materi Musypimwil Muhammadiyah Jawa Tengah Tahun 2024
Menurut Majelis Diktilitbang, keterlambatan tersebut bukan karena kesengajaan, melainkan akibat permasalahan dalam sistem tata kelola keuangan di UMT.
Majelis Diktilitbang juga menguraikan berbagai langkah yang telah dan akan diambil untuk menangani permasalahan ini. Pertama, membentuk tim pendamping untuk membantu pembenahan tata kelola keuangan UMT. Kedua, memastikan penerapan prinsip Good University Governance (GUG) secara konsisten. Ketiga, melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem administrasi keuangan guna mencegah terulangnya masalah serupa di masa depan.
“Langkah-langkah ini kami lakukan untuk menciptakan tata kelola yang transparan, akuntabel, dan berkelanjutan,” jelas Bambang.
Majelis Diktilitbang menegaskan bahwa hak-hak dosen dan staf yang tertunda akan segera dibayarkan dalam waktu dekat. Progres penyelesaian ini akan dipantau secara berkala untuk memastikan tidak ada lagi kendala yang menghambat.
Selain itu, Muhammadiyah mengajak seluruh pihak, baik dosen, staf, mahasiswa, maupun masyarakat umum, untuk mendukung proses penyelesaian ini. “Kami percaya, dengan kerja sama dan dukungan dari semua pihak, masalah ini dapat diselesaikan dengan baik,” tambah Ahmad.
Muhammadiyah optimistis bahwa Universitas Muhammadiyah Tangerang akan tetap menjadi pilar penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. “Kami berkomitmen menjaga kredibilitas dan terus meningkatkan kesejahteraan seluruh sivitas akademika di bawah naungan Muhammadiyah,” tutup Bambang Setiaji.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha