PWMJATENG.COM, Bogor – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terus melakukan inovasi untuk menghadapi era disrupsi. Dalam upaya merespons tantangan ini, Biro Perencanaan dan Pengembangan (BPP) UMS berkolaborasi dengan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UMS mengadakan acara “Benchmark Akselerasi Digital Platform UMS” yang berlangsung di Boemi Matahati Bootcamp, Babakan Madang, Bogor.
Acara ini dihadiri oleh para pimpinan universitas, akademisi dari berbagai fakultas, serta sejumlah alumni, dengan tujuan utama merumuskan strategi masa depan pendidikan UMS di tengah perubahan cepat yang dipicu oleh disrupsi digital.
Wakil Rektor IV UMS, Em Sutrisna, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kegiatan ini untuk mempersiapkan UMS menghadapi tantangan masa depan. “Kegiatan ini memiliki arti strategis karena melalui diskusi ini, kita akan menentukan arah kebijakan pendidikan UMS di masa depan. Kita harus berinovasi dan tidak bisa lagi bergantung pada metode pembelajaran konvensional yang sudah usang,” ujar Sutrisna, Minggu (20/10).
Sutrisna menekankan pentingnya kolaborasi antara pimpinan universitas dan fakultas dalam menyusun strategi komprehensif. “Kami perlu memiliki visi yang sejalan dalam menghadapi disrupsi. Sinergi antara pemimpin fakultas dan universitas sangat dibutuhkan,” tegasnya.
Salah satu poin utama dalam diskusi adalah pemanfaatan teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI), sebagai bagian dari akselerasi pendidikan di UMS. “AI dan digitalisasi menjadi kunci. Teknologi harus digunakan secara bijaksana untuk meningkatkan kualitas pendidikan di UMS,” ungkapnya.
Baca juga, Download Logo & Pedoman Visual Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah
Lebih lanjut, Sutrisna juga menggarisbawahi pentingnya alokasi anggaran dan prioritas yang tepat untuk mendukung visi transformasi digital di UMS. “Kami yakin dengan langkah yang tepat, UMS bisa terus menjadi perguruan tinggi unggul di Indonesia,” katanya.
Tak hanya itu, kolaborasi di antara civitas akademika juga menjadi harapan besar Sutrisna. “Kami berharap kegiatan ini mampu memperkuat kolaborasi di antara para akademisi, sehingga UMS bisa menghadapi tantangan masa depan bersama-sama,” tuturnya.
Kussudyarsana, Ketua Panitia Kegiatan Benchmark, menambahkan bahwa kolaborasi lintas fakultas dan alumni sangat diperlukan untuk memaksimalkan pengembangan UMS. “Kita butuh tempat dan ruang yang memungkinkan gagasan-gagasan besar berkembang dan bertemu untuk mencapai tujuan yang lebih besar,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya kesamaan mindset di antara para peserta untuk merumuskan strategi pengembangan UMS, terutama dalam konteks transformasi digital. “Setelah mengikuti kegiatan ini, kami berharap ada tindak lanjut konkret, seperti perubahan kurikulum atau program-program yang meningkatkan employability dan entrepreneurship,” tutupnya.
Kontributor : Fika
Editor : M Taufiq Ulinuha