PWMJATENG.COM, Surakarta – Komitmen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dalam mendukung pendidikan Muhammadiyah semakin nyata. Kali ini, UMS menerima kunjungan silaturahmi dari Majelis Pendidikan Dasar, Menengah, dan Nonformal (Dikdasmen PNF) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Boyolali. Kunjungan ini bertujuan memperkuat sinergi dan kolaborasi strategis antara UMS dan sekolah-sekolah Muhammadiyah Boyolali.
Ketua Majelis Dikdasmen PNF PDM Boyolali, Kamtar, menegaskan pentingnya kerja sama ini. Ia menyampaikan bahwa Boyolali memiliki 144 amal usaha Muhammadiyah (AUM), jumlah tertinggi di Jawa Tengah, yang berpotensi besar jika digerakkan bersama UMS.
“Kolaborasi ini kami harapkan berjalan dalam dua tahap. Pertama, peningkatan SDM melalui pendampingan UMS. Kedua, layanan pendidikan unggulan yang menyenangkan,” ujarnya saat memberikan sambutan di Ruang Sidang Rektorat Lantai 6, Gedung Induk Siti Walidah, Rabu (6/8).
Menurut Kamtar, sinergi dengan UMS sangat penting mengingat kampus ini telah menjadi favorit siswa Muhammadiyah Boyolali. Hasil angket menunjukkan UMS sebagai pilihan utama untuk studi lanjutan.
Ia juga memaparkan bahwa beberapa sekolah tengah merintis program bilingual internasional. Lima SD telah memulai langkah tersebut, yang akan dilanjutkan ke tingkat SMP, SLTA, hingga pesantren Muhammadiyah.
Baca juga, Menjaga Kondusifitas Lingkungan Rumah Tangga: Kunci Harmoni dan Keberkahan
“Kami juga telah menjalin kerja sama dengan pondok kader seperti Pondok Shabran dan Pondok Mas Mansur,” tambahnya.
Tak hanya itu, keterlibatan UMS dalam kegiatan akademik sekolah-sekolah Muhammadiyah Boyolali juga sudah berjalan. Beberapa SMK bahkan rutin melaksanakan general study di kampus UMS. Kegiatan itu melibatkan berbagai fakultas sesuai jurusan siswa, seperti FKIP, Teknik, dan PAI.
“Anak-anak merasa senang belajar di lingkungan kampus. Mereka mendapatkan pengalaman baru yang menyenangkan,” kata Kamtar.
UMS pun memberikan dukungan konkret dalam berbagai agenda besar. Saat sekolah menyelenggarakan kegiatan berskala nasional hingga internasional, UMS kerap melibatkan AUM sekitar, termasuk guru dan siswa. Bahkan, beberapa SD dan SMP mulai merancang pembelajaran berbasis proyek yang memanfaatkan fasilitas kampus seperti Edutorium dan kawasan kampus UMS.
Menanggapi hal tersebut, Rektor UMS Harun Joko Prayitno menyambut baik sinergi yang dibangun. Ia menawarkan skema “One Dosen UMS, One AUM” sebagai bentuk pendampingan konkret dari dosen UMS kepada sekolah-sekolah Muhammadiyah.
“Dosen bisa menjadi mitra langsung untuk mendampingi AUM terdekat. Ini konkret dan mudah diwujudkan,” tegas Harun.
Lebih jauh, ia juga mengusulkan adanya sistem penilaian kinerja kepala sekolah berbasis profesionalisme. Selain itu, Harun mengajak mengintegrasikan program kampus dengan AUM, seperti pengabdian masyarakat, magang mahasiswa, dan beasiswa kader.
“Ini adalah bentuk penguatan dan kesinambungan kaderisasi di lingkungan Persyarikatan,” imbuhnya.
Kontributor : Yusuf
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
