UMS Raih Tiga Penghargaan Nasional di Abdidaya Ormawa 2025

PWMJATENG.COM, SURAKARTA – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) meraih tiga penghargaan pada Anugerah Abdidaya Ormawa 2025 yang digelar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, pada 3–7 Desember 2025. Tiga penghargaan tersebut meliputi Juara 1 Mitra Paling Partisipatif, Juara 2 Tim dengan Perubahan Terbaik, dan Juara 3 Sistem Pendukung Perguruan Tinggi Paling Inovatif.
Abdidaya Ormawa 2025 diikuti 119 tim Program Penguatan Kapasitas (PPK) Ormawa dan 67 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia. Ajang ini menjadi wadah pameran program pengabdian, evaluasi performa tim, dan pemberian anugerah bagi perguruan tinggi serta organisasi mahasiswa yang mampu menghadirkan inovasi dan dampak nyata.
Direktur Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Talenta Inovasi (DKPTI) UMS, Ir. Ahmad Kholid Alghofari, S.T., M.T., menjelaskan bahwa Abdidaya Ormawa merupakan forum apresiasi nasional bagi Ormawa pelaksana program hibah Belmawa Kemdiktisaintek. Program ini mendorong pengembangan soft skills, kepemimpinan sosial, dan pengabdian berbasis keilmuan di desa atau kelurahan mitra.
“Program ini menjadi puncak rangkaian PPK Ormawa. Mahasiswa belajar berkolaborasi dan menghadirkan solusi nyata di masyarakat,” ujarnya, Senin (8/12).
1. Juara 1 Mitra Paling Partisipatif
UMS dinilai berhasil membangun kemitraan aktif dengan Desa Jagoan, Boyolali. Mitra tidak hanya menjadi sasaran program, tetapi terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan keberlanjutan kegiatan.
2. Juara 2 Tim dengan Perubahan Terbaik
Penghargaan ini diberikan kepada tim PPK Ormawa HMP PGSD UMS melalui Program Desa Cerdas. Program tersebut dinilai memberikan perubahan konkret dan terukur pada aspek sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.
3. Juara 3 Sistem Pendukung Perguruan Tinggi Paling Inovatif
UMS mendapatkan apresiasi atas dukungan kelembagaan yang kuat, mulai dari pendampingan, tata kelola, pembiayaan, hingga sistem monitoring yang efektif. Dukungan ini dinilai mampu mendorong Ormawa bekerja lebih profesional dan berdampak.
Kholid menegaskan bahwa Abdidaya Ormawa bukan sekadar kompetisi, tetapi ruang pertanggungjawaban publik atas program pengabdian mahasiswa.
“Sejak awal UMS menempatkan PPK Ormawa sebagai laboratorium sosial. Mahasiswa belajar lintas disiplin sambil menghadirkan solusi sesuai kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa tiga penghargaan yang diraih merupakan hasil konsistensi pendampingan kampus, kedewasaan Ormawa dalam merancang program berbasis kebutuhan mitra, serta komitmen menjaga keberlanjutan dampak. Semangat “kampus berdampak” dan “mahasiswa berdampak” hanya tercapai bila program berlanjut menjadi perubahan sosial yang dirasakan warga.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Pengembangan Talenta Inovasi UMS, Prof. Ihwan Susila, Ph.D., menilai prestasi ini menunjukkan kematangan ekosistem kemahasiswaan UMS. Kolaborasi yang solid antara mahasiswa, dosen pendamping, lembaga kemahasiswaan, dan mitra masyarakat menjadi faktor penting keberhasilan.
“Abdidaya Ormawa membuktikan bahwa daya saing kampus tidak hanya diukur dari prestasi akademik, tetapi juga kontribusi mahasiswa dalam menyelesaikan persoalan masyarakat,” ujarnya.
Ihwan menambahkan, capaian ini mendorong UMS untuk memperluas dampak program Ormawa ke lebih banyak wilayah sekaligus memperkuat inovasi sistem pendukung di tingkat universitas.
Kontributor: (Maysali/Humas)
Editor: Al-Afasy



