UMS Jadi Tuan Rumah Sosialisasi Jasa Keuangan Syariah, Perkuat Inklusi Ekonomi Warga Muhammadiyah

PWMJATENG.COM, SURAKARTA — Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjadi tuan rumah Sosialisasi Jasa Keuangan Syariah yang digelar pada Selasa (18/11) di Edutorium UMS. Kegiatan ini terselenggara melalui kolaborasi Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kemenko Perekonomian RI, UMS, dan Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) sebagai upaya mendorong literasi dan inklusi keuangan syariah bagi pemuda, perempuan, dan pelaku UMKM warga Muhammadiyah.
Kegiatan dihadiri oleh berbagai mitra BUMN dan BUMD, serta pimpinan UMS dan tokoh Muhammadiyah. Hadir di antaranya:
- Dr. Mohamad Ali (Dekan FAI UMS),
- Dr. Istanto (Wakil Dekan FAI UMS),
- Dr. Lukmanul Hakim (Kaprodi Hukum Ekonomi Syariah),
- Sidig Permono Nugroho (Kasubdit Pengembangan Kemitraan Industri UMS),
- Perwakilan PP Muhammadiyah Hero Wahyudi,
serta perwakilan lembaga keuangan syariah seperti Jamkrindo Syariah, Bank Syariah Indonesia, Pegadaian Syariah, Askrindo Syariah, dan Bank Jateng Syariah.

Wakil Rektor V UMS, Prof. Supriyono, Ph.D., menegaskan bahwa UMS menyambut baik kolaborasi strategis ini karena kebutuhan literasi keuangan syariah di masyarakat masih sangat tinggi. Menurutnya, akses UMKM dan anak muda ke perbankan kerap terkendala minimnya pemahaman tentang layanan keuangan.
“Kadang-kadang akses kita ke perbankan sangat terbatas karena kurangnya informasi. Padahal warga Muhammadiyah itu sangat dekat dengan ekosistem keuangan syariah,” ucapnya.
Ia juga menyoroti fenomena masifikasi pendidikan tinggi, di mana tidak semua lulusan dapat terserap dunia kerja. Karena itu UMS mendorong mahasiswa memiliki jiwa kewirausahaan.
“Ketika dunia kerja tidak bisa menampung semuanya, harapannya tumbuh entrepreneur muda yang tangguh,” tegasnya.

Deputi Kemenko Perekonomian, Dr. Ferry Irawan, mengapresiasi peran UMS dan Muhammadiyah dalam penguatan ekonomi syariah nasional. Ia menyebut kegiatan ini bagian dari upaya memperluas sinergi antara pemerintah dan kampus.
“Kami menjaga silaturahmi ini karena penting bagi sinergi program pemerintah dengan aktivitas akademika UMS dan Muhammadiyah,” ujarnya.
Ferry juga memaparkan tantangan ekonomi saat ini, seperti penciptaan lapangan kerja, penguatan literasi keuangan syariah, dan peningkatan kemampuan UMKM dalam mengakses pembiayaan. Menurutnya, akses pembiayaan bukan masalah utama.
“Akses pembiayaan bukan isu. Tantangannya adalah literasi dan pendampingan,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa potensi Indonesia di sektor ekonomi syariah sangat besar, dan Muhammadiyah bersama kampus seperti UMS memiliki energi besar untuk mempercepat pertumbuhan sektor tersebut melalui industri UMKM, digitalisasi, dan pembiayaan syariah.

Melalui agenda ini, UMS menegaskan diri sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat dan mitra strategis pemerintah dalam memperkuat ekosistem usaha kecil berbasis keuangan syariah. Kampus berharap hasil sosialisasi dapat membuka akses lebih luas bagi mahasiswa, pemuda, perempuan, dan UMKM warga Muhammadiyah untuk tumbuh menjadi pelaku usaha yang mandiri, berdaya, dan berkelanjutan.
Kontributor: (Al/Humas)
Editor: Al-Afasy



