Berita

UMS Insight Kupas Tuntas Fenomena Bobibos, Tegaskan Pentingnya Edukasi Publik Berbasis Sains

PWMJATENG.COM, SURAKARTA — Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali membuka ruang dialog ilmiah melalui program UMS Insight, sebuah forum santai namun mendalam yang menghubungkan hasil riset kampus dengan kebutuhan publik. Pada episode perdana, UMS Insight menghadirkan host Yusuf Ismail, S.Sos., dengan topik yang tengah ramai diperbincangkan: fenomena Bobibos, produk energi alternatif yang diklaim mampu menyaingi bahan bakar RON 98 dan siap diproduksi massal pada 2026.

Untuk memberikan penjelasan ilmiah dan meredam misinformasi, program ini menghadirkan dua pakar dari Fakultas Teknik UMS, yaitu Prof. Muhammad Mujiburohman, S.T., M.T., Ph.D., ahli teknologi separasi dan perancangan alat, serta Rois Fatoni, S.T., M.Sc., Ph.D., pakar termodinamika dan optimasi teknik kimia.

Prof. Mujib menjelaskan bahwa Bobibos disebut sebagai bahan bakar alternatif berbahan dasar fermentasi jerami dengan performa mencapai RON 98.

“Sepengetahuan dan sejauh yang saya pahami dari berbagai informasi yang saya temukan, Bobibos merupakan energi alternatif berbasis fermentasi jerami dengan klaim RON 98,” ujarnya, Senin (24/11).

Ia menambahkan, secara teori jerami dapat difermentasi menjadi glukosa lalu etanol, namun proses tersebut memiliki keterbatasan ilmiah yang tidak bisa dilampaui hanya dengan klaim sepihak.

Rois menilai bahwa diskursus Bobibos perlu ditempatkan dalam konteks transisi energi yang sedang dijalankan Indonesia.

“Limbah biomassa bukan hal baru di Indonesia. Pemerintah pun sudah berada di jalur yang tepat dalam mengembangkan energi non-fosil. Inovasi seperti Bobibos tentu menarik, apalagi jika benar setara RON 98 dengan harga sekitar Rp4.000,” ungkapnya.

Meski demikian, Rois menilai klaim tersebut terdengar too good to be true.

“Biasanya ada sesuatu yang perlu dicermati di balik klaim yang terlalu sempurna. Pemerintah tidak pernah menghalangi karya anak bangsa. Namun hingga kini penemu Bobibos belum membuka hasil penelitiannya, dengan alasan khawatir dipersulit pemerintah,” ujarnya.

Kedua akademisi sepakat bahwa isu energi harus disikapi dengan metode ilmiah, bukan sensasi.

Mujib mengingatkan mahasiswa dan masyarakat untuk tetap kritis:
“Jika suatu klaim tidak bisa diulang, tidak punya algoritma yang jelas, dan tidak dijelaskan secara terbuka, itu tanda tanya besar. Jangan mudah terpengaruh.”

Rois menambahkan bahwa edukasi yang tepat menjadi kunci agar masyarakat tidak mudah terjebak informasi sesat.
“Kalau seseorang mendapatkan informasi yang benar, kesesatan orang lain tidak akan mempengaruhi dirinya,” tegasnya.

Di tengah tingginya antusiasme publik terhadap Bobibos, kedua pakar UMS menilai bahwa absennya publikasi ilmiah, data laboratorium, mekanisme produksi, hingga dokumentasi proses fermentasi secara terbuka menunjukkan bahwa teknologi tersebut belum siap disebut sebagai terobosan energi.

Melalui episode perdana ini, UMS Insight menegaskan komitmennya untuk menghadirkan pengetahuan akademik secara jernih, berbasis sains, serta berperan aktif dalam menangkal misinformasi yang berpotensi menyesatkan publik.

Kontributor: (Adi/Humas)
Editor: Al-Afasy

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE