Berita

UMS Hadirkan Peneliti Prancis Bahas Deteksi Emosi dan Niat Manusia Melalui AI

PWMJATENG.COM, SURAKARTA – Fakultas Komunikasi dan Informatika (FKI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar diskusi ilmiah bersama peneliti sekaligus dosen Université de Toulouse, Prancis, Leila Moudjari, pada Jumat (14/11) di Ruang Sidang FKI UMS. Diskusi tersebut mengusung tema “Menguraikan Sinyal Manusia: Deteksi Emosi, Niat, dan Argumen untuk Penerapan di Dunia Nyata – AI untuk Melayani Kebutuhan Manusia.”

Dalam pemaparannya, Leila menyampaikan perkembangan riset mengenai bagaimana kecerdasan buatan mampu membaca sinyal-sinyal manusia, mulai dari emosi, intensi, hingga pola argumentasi, untuk mendukung berbagai kebutuhan di dunia nyata.

“Kami menjelajahi bagaimana bahasa manusia dapat dipahami jauh lebih dalam oleh AI, sehingga teknologi ini betul-betul bisa membantu manusia, bukan menggantikannya,” ujarnya.

Kehadiran Leila di UMS merupakan bagian dari kolaborasi riset yang telah berlangsung bersama Endang Wahyu Pamungkas, S.Kom., M.Kom., Ph.D., Wakil Dekan I FKI UMS. Endang menjelaskan bahwa diskusi ilmiah ini berawal dari agenda penelitian bersama yang mendapat dukungan pendanaan dari Prancis.

“Awalnya Leila datang karena kolaborasi penelitian dengan saya. Karena mumpung ada tamu dari luar negeri dan difasilitasi prodi, akhirnya kami adakan diskusi ilmiah,” ungkapnya.

Salah satu topik penelitian Leila yang disorot Endang adalah pemanfaatan AI untuk manajemen krisis bencana, yang dinilainya sangat relevan bagi kondisi Indonesia. Menurut Endang, kemampuan AI dalam membaca emosi serta intensi dari unggahan masyarakat di media sosial dapat mempercepat respons saat darurat.

“Misalkan orang memposting di media sosial bahwa mereka butuh bantuan. Sistem harus bisa mendeteksi itu dengan cepat agar pihak berwenang bisa segera bertindak,” jelasnya.

Endang menegaskan bahwa penggunaan AI harus memperhatikan aspek etik dan validasi ilmiah.

“Kita nggak bisa 100 persen mempercayai AI. Tetap harus divalidasi dan digunakan secara etis,” ujarnya.

Sementara itu, Leila menilai Indonesia sebagai negara dengan tantangan sekaligus peluang besar dalam pengembangan riset AI yang berfokus pada manusia. Keberagaman budaya dan dinamika sosial Indonesia, menurutnya, membuka ruang luas untuk eksplorasi penelitian.

“Indonesia memiliki dinamika yang sangat kaya untuk riset perilaku dan bahasa. Kami melihat banyak potensi kolaborasi ke depan,” tuturnya.

Menutup sesi wawancara, Endang menyampaikan harapannya agar kerja sama internasional yang telah terjalin dapat berkembang lebih luas dan berdampak.

“Harapannya ke depan kolaborasinya semakin banyak, semakin intens, dan hasilnya bisa berdampak. Kita perlu menunjukkan bahwa UMS ini capable untuk berkolaborasi,” pungkasnya.

Diskusi ilmiah ini diharapkan menjadi pijakan awal bagi penguatan riset kecerdasan buatan yang berorientasi pada kebutuhan manusia serta memberi manfaat bagi masyarakat luas.

Editor: Al-Afasy

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE