PWMJATENG.COM, Surakarta – Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mencetak sejarah baru di panggung internasional. Mereka resmi menjalin kemitraan strategis dengan Nihon Pharmaceutical University (NPU), salah satu perguruan tinggi farmasi terkemuka di Jepang. Kerja sama ini mencakup bidang pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat.
Dekan Fakultas Farmasi UMS, Erindyah Retno Wikantyasning, yang memimpin langsung delegasi, menyebut kolaborasi ini sebagai langkah besar.
“Jepang adalah pusat inovasi farmasi dunia. Kami ingin mahasiswa dan dosen UMS bisa belajar dan berkolaborasi langsung di jantung kemajuan itu,” ujarnya pada Jumat (8/8).
Erindyah menjelaskan, kemitraan ini meliputi program magang, riset bersama, dan pertukaran akademik bagi mahasiswa S1, S2, hingga S3. Kesempatan tersebut berlaku di NPU maupun di Josai University.
Pemilihan NPU, kata Erindyah, bukan tanpa alasan. Kampus ini memiliki reputasi akademik yang solid dan fasilitas riset berstandar global. Rekomendasi datang langsung dari Presiden Asian Association of Schools of Pharmacy (AASP), Daryono Hadi Tjahjono. Ia membuka akses bagi kampus-kampus farmasi di Indonesia untuk menjalin kemitraan internasional.
Dalam rombongan Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) yang berkunjung ke Jepang, ada 25 perguruan tinggi farmasi yang menandatangani kesepakatan serupa. Meski begitu, UMS menjadi salah satu yang menonjol berkat reputasi akademik dan kesiapan sumber daya manusianya di tingkat nasional maupun internasional.
“Tahap awal kerja sama akan difokuskan pada program visiting professor dan joint supervision untuk mahasiswa pascasarjana,” jelas Erindyah.
Dalam jangka panjang, UMS menargetkan peningkatan publikasi internasional dan lahirnya riset kolaboratif yang mampu menjawab tantangan industri farmasi global.
Baca juga, Monetisasi Konten Digital dalam Timbangan Islam: Antara Cuan dan Keberkahan
Selain penandatanganan nota kesepahaman (MoU), delegasi UMS juga terlibat aktif di International Conference AASP 2025 di Jepang. Mereka mempresentasikan hasil penelitian sekaligus memperluas jaringan dengan akademisi dari berbagai negara.
Kunjungan ke laboratorium riset NPU dan Josai University menjadi agenda penting lainnya. Delegasi UMS melihat langsung penerapan teknologi mutakhir di bidang farmasi, yang berpotensi diadaptasi untuk memperkuat kualitas riset dan pendidikan farmasi di Indonesia.
Erindyah menegaskan, kerja sama ini sejalan dengan visi UMS untuk menjadi universitas berdaya saing internasional.
“Kami tidak hanya ingin menjadi penonton di arena global, tetapi menjadi pemain aktif yang kontribusinya diakui,” tegasnya.
Menurutnya, manfaat kemitraan ini tidak hanya dirasakan oleh Fakultas Farmasi UMS, tetapi juga membawa dampak positif bagi pendidikan farmasi nasional. Mulai dari peningkatan kompetensi dosen hingga lahirnya lulusan yang siap bersaing di tingkat dunia.
“Ini bukan hanya prestasi Fakultas Farmasi UMS, tetapi juga kontribusi nyata bagi kemajuan pendidikan farmasi Indonesia,” pungkasnya.
Kesepakatan kerja sama ini diformalkan melalui penandatanganan MoU pada kunjungan resmi rombongan APTFI ke Jepang, 30 Juli–6 Agustus 2025. Langkah ini menjadi bagian dari strategi UMS untuk memperluas jejaring internasional dan memperkuat reputasi di tingkat global.
Dengan adanya kemitraan ini, UMS berharap dapat mengirim lebih banyak mahasiswa dan dosen ke Jepang, sekaligus menerima tenaga ahli dari NPU untuk berbagi ilmu di Indonesia. Hal ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem akademik yang semakin terbuka dan berkualitas.
Kontributor : Yusuf
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
