
PWMJATENG.COM, Banyumas – Suasana di ruang I.2.5 Gedung Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) pagi itu terasa berbeda. Semangat dakwah membuncah dari ratusan peserta yang mengikuti Pelatihan Manajemen Dakwah Digital, hasil kolaborasi antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UMP dan Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Kembaran, Ahad (3/8/25).
Pelatihan ini menghadirkan tiga narasumber utama: Ustadzah Isti’anah, Alvin Qodri Lazuardy, dan Bayu Dwi Cahyono. Ketiganya memberikan sudut pandang yang saling melengkapi tentang strategi dakwah di era media sosial.
Ustadzah Isti’anah membuka sesi dengan menekankan bahwa ruang digital bukanlah ruang bebas nilai. Ia mengingatkan bahwa para da’i wajib menjaga adab ketika menyampaikan pesan keislaman secara daring. “Jangan asal unggah. Dakwah di media sosial harus merujuk pada sumber Islam yang sahih, terutama hasil keputusan Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah,” ujarnya. Ia juga mendorong peserta agar tidak ragu menyuarakan kebenaran. Menurutnya, adab yang baik dan dalil yang kuat akan menjadi penopang utama dakwah yang bermartabat.
Baca juga, Menjaga Kondusifitas Lingkungan Rumah Tangga: Kunci Harmoni dan Keberkahan
Sementara itu, Alvin Qodri Lazuardy membawakan materi dari sudut pandang fikih informasi. Ia memaparkan bahwa informasi dalam dakwah tidak sekadar menyampaikan pesan. Ada enam fungsi utama informasi yang perlu dipahami oleh para pegiat dakwah: taklim, tabligh, tanwir, tadzkir, tadrib, dan tanzhim. Menariknya, ia juga menambahkan satu fungsi strategis dalam dakwah digital, yaitu wasilatu lil hiwar atau peran informasi sebagai jembatan dialog.

Lebih lanjut, Alvin memperkenalkan Panca Jiwa Dakwah Digital Muhammadiyah, yaitu lima karakter penting yang harus dimiliki setiap kader dakwah. “Kita harus menjadi muaddib (pendidik akhlak), mujaddid (pembaharu), musaddid (penegas kebenaran), muwahhid (pemurni tauhid), dan mujahid (pejuang nilai),” jelasnya.
Sesi teknis yang tak kalah menarik dipandu oleh Bayu Dwi Cahyono. Ia mengajak peserta untuk membangun personal branding yang kuat sebagai dai digital. Menurutnya, keberhasilan dakwah di media sosial tak lepas dari konsistensi, penempatan posisi yang tepat, serta penyampaian konten yang berkualitas. “Kalau ingin berdampak, kita harus tahu siapa audiens kita, apa yang mereka cari, dan bagaimana menyampaikannya tanpa kehilangan jati diri,” tegas Bayu.
Kontributor : Alvin
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha