UMKABA Resmi Berdiri, PC IMM Kendal Berikan Masukan kepada PDM
PWMJATENG.COM, Kendal – Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Kendal, yang terletak di jalan Pemuda, No. 45-46, Pegulon, Kendal, merupakan salah satu Gedung bersejarah yang ada di kabupaten Kendal. Dari gedung inilah banyak kegiatan persyarikatan, bangsa dan negara diselenggarakan. Semangat fastabiqul khairat dijunjung tinggi oleh para kader persyarikatan untuk mensyiarkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin.
Di depan gedung yang megah tersebut, terlihat sebuah lambang yang menandakan marwah Dakwah Muhammadiyah Kendal, “Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Kendal”. Dari sekian banyak amal usaha Muhammadiyah yang ada di kabupaten Kendal. Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Kendal adalah ikon atau simbol kebesaran sekaligus pusat pemersatu kader Muhammadiyah Kendal. Dan lambang tulisan Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah (PDM) Kendal adalah monumen daerah yang wajib dijaga eksistensinya. Karena monumen tersebut merupakan puncak kebanggaan yang dimiliki kader Muhammadiyah.
Namun pada hari ini monumen tersebut tidak dapat lagi dijumpai oleh kader. Hal tersebut dikarenakan kebijakan internal Pimpinan Daerah Muhammadiyah yang lebih memilih mengganti tulisan tersebut dengan marketing/branding kampus Universitas Muhammadiyah Kendal Batang (UMKABA) yang baru saja diresmikan pada 22 April ini. Seharusnya kehadiran UMKABA tidak perlu menghilangkan eksistensi monumen tersebut; dan hanya menjadi bagian dari perjuangan dakwah persyarikatan.
Mengenai hal ini, Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kendal, Affan Baihaqi memberikan komentar, “Menghilangkan Tulisan Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah (PDM) Kendal adalah perbuatan zalim. Hal ini tidak sejalan dengan jati diri Muahammadiyah. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa sejarah utama yang mendorong berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah berasal dari pendalaman KHA Dahlan terhadap ayat Al-Qur’an dalam surat Ali Imran ayat: 104, “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” Tutur Affan.
Baca juga, Lomba Musik Islami Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Berikut Ketentuannya!
“Dari ayat tersebut dapat difahami bahwa tujuan Muhammadiyah adalah untuk berdakwah, dan ruang lingkup cakupan dakwah yang diambil oleh muhammadiyah sangatlah luas dan beragam, sebagaimana yang kita ketahui berupa semua amal usaha Muhammadiyah. Dengan dihilangkannya lambang tulisan Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah dan digantikan dengan tulisan UMKABA ini, seakan-akan Muhammadiyah Kendal mendiskreditkan makna dakwah hanya pada ruang lingkup Pendidikan lebih khususnya lagi Kampus.” Imbuhnya.
Affan juga menambahkan, “Yang lebih berbahaya lagi, konsekuensi dari tindakan tersebut dapat diartikan oleh warga Muhammadiyah Kendal bahwa kehadiran UMKABA lebih superior dan PDM Kendal inferior. Semua usaha kader dari setiap cabang dan ranting seolah tidak mendapat ruang dan tidak memiliki induk payung yang kokoh.”
Semestinya para Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kendal, kembali membuka dan meresapi Surat Ali Imran ayat 104. Karena dari sinilah Muhammadiyah meletakkan khittah atau strategi dasar perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak) Islam; amar ma’ruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan juangnya. Kiprah gerakan Muhammadiyah di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia sangatlah luas. Berbagai ragam amal usaha yang benar-benar dapat menyentuh hajat orang banyak seperti berbagai ragam lembaga pendidikan sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi; membangun sekian banyak rumah sakit, panti-panti asuhan dan sebagainya.
Semua amal usaha seperti itu tidak lain merupakan suatu manifestasi dakwah Muhammadiyah. Semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah Islamiyah. Jadi jalan Muhammadiyah mendirikan berbagai amal usaha yang itu semua merupakan prioritas dakwah amar ma’ruf nahi mungkar. Tidak ada diskriminasi terhadap salah satu amal usaha dan mengesampingkan amal usaha yang lain, karena dari semua itu merupakan tujuan mulia Muhammadiyah.
Kontributor : Naufal Abdul Afif
Editor : M Taufiq Ulinuha