Tim Riset UMS Kembangkan Alat Pemantau Filter Solar untuk Efisiensi Distribusi BBM Nasional

PWMJATENG.COM, SURAKARTA – Tim peneliti Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil memperoleh pendanaan Riset Produktif (RISPRO) Invitasi Inklusivitas dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) senilai Rp3,4 miliar. Penelitian yang diketuai oleh Ir. Rois Fatoni, S.T., M.Sc., Ph.D. ini berfokus pada pengembangan alat pemantau filter solar pada kendaraan pengangkut bahan bakar minyak (BBM) milik Pertamina.
Rois mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah dalam penggunaan biodiesel BXX hingga B40, dan rencana peningkatan ke B50 tahun depan, menimbulkan tantangan baru dalam sistem penyaringan bahan bakar. Karakteristik biodiesel yang berbasis tumbuhan menyebabkan penumpukan senyawa kimia yang berpotensi menyumbat komponen filter solar (filter clogging).
“Tim kami berupaya mengembangkan alat yang dapat memberikan informasi kepada manajemen tentang waktu penggantian filter yang tepat. Tidak terlalu cepat dan tidak terlambat, karena keduanya memengaruhi efisiensi dan distribusi BBM,” ujar Rois, Selasa (11/11).
Riset ini melibatkan 19 peneliti lintas disiplin dari berbagai fakultas, seperti Teknik Industri, Informatika, Ekonomi, Teknik Kimia, Mesin, dan Elektro. “Ini adalah riset multidisiplin sesungguhnya. Tahun pertama kami mendapat pendanaan Rp2,6 miliar dan setelah evaluasi LPDP, direkomendasikan untuk dilanjutkan ke tahun kedua,” tambah Rois.
Pada tahap awal, alat diuji dengan simulator kendaraan diesel yang merepresentasikan mesin armada pengangkut BBM. Hasil uji menunjukkan performa baik dan siap dilanjutkan ke tahap uji lapangan.
“Harapan kami, di tahun kedua alat ini bisa teruji di lapangan, didaftarkan ke SNI dan e-katalog, serta digunakan oleh rekanan Pertamina secara luas,” jelasnya.
Secara nasional, terdapat sekitar 3.000 truk pengangkut BBM Pertamina yang berpotensi menggunakan hasil riset ini. Jika diimplementasikan, inovasi ini dapat mencegah kemacetan filter di tengah perjalanan dan menekan kerugian sosial maupun ekonomi akibat keterlambatan distribusi BBM.
“Program RISPRO LPDP ini merupakan yang pertama kali diperoleh oleh tim UMS, dan nilainya cukup prestisius. Semoga menjadi langkah awal bagi penguatan riset inovatif di lingkungan UMS,” tutup Rois.

Anggota tim, Ir. Bana Handaga, M.T., Ph.D., menjelaskan bahwa riset ini melibatkan analisis sistem aliran bahan bakar, komposisi kimia B40, performa mesin, serta sistem elektronik berbasis IoT.
“Tugas saya di bagian elektronik, yaitu mengembangkan sistem yang mendeteksi kesehatan filter bahan bakar. Alat ini memantau kondisi filter secara real time dan memberikan peringatan jika kualitas bahan bakar menurun,” ungkap Bana.
Ia menambahkan, tim juga meneliti perubahan komposisi solar B40 setelah penggunaan berulang, sementara tim mesin menelaah perilaku aliran bahan bakar terhadap performa mesin.
“Kami bekerja lintas bidang — kimia, mesin, elektro, industri, hingga ekonomi. Semua saling melengkapi agar hasil riset ini dapat diaplikasikan secara utuh,” ujarnya.
Reviewer LPDP, Prof. Dr. Thamrin Usman, DEA, memberikan apresiasi atas capaian riset tim UMS.
“Kami melakukan monitoring dan evaluasi langsung di lapangan. Meskipun ada beberapa hal minor yang perlu disempurnakan, secara umum progresnya sangat baik. Kami sepakat untuk melanjutkan riset ini ke tahun kedua agar hasilnya benar-benar berdampak bagi masyarakat,” tutur Thamrin.
Ia berharap riset produktif ini mampu menghasilkan produk siap pasar dan berkontribusi nyata terhadap efisiensi manajemen armada distribusi BBM di Indonesia.
Kontributor: Fika (Humas)
Editor: Al-Afasy



