Tim Pengabdian PAI UMS Latih Guru Kembangkan Media Pembelajaran Berbasis AI untuk Penguatan AIK

PWMJATENG.COM, SURAKARTA — Tim Pengabdian Program Kemitraan Masyarakat–Kemitraan Institusi (PKM-KI) Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan Pelatihan dan Pendampingan Media Pembelajaran Berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk penguatan pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK).
Kegiatan ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah Tegalgede, Kabupaten Karanganyar, sebagai upaya mendorong inovasi pembelajaran AIK yang adaptif terhadap perkembangan teknologi digital.
Ketua Tim PKM-KI UMS, Dr. Istanto, S.Pd.I., M.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan melalui kolaborasi dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tegalgede, Karanganyar. Pelatihan diikuti oleh seluruh guru SD Muhammadiyah Tegalgede dengan fokus pengembangan media pembelajaran berbasis kecerdasan buatan.

Dalam pelatihan tersebut, para guru dibekali keterampilan memanfaatkan berbagai aplikasi berbasis AI, seperti ChatGPT, Gemini, serta platform gamifikasi pembelajaran. Tujuannya untuk menciptakan media ajar yang lebih kreatif, interaktif, dan sesuai dengan karakteristik peserta didik sekolah dasar.
“Kolaborasi ini merupakan bagian dari komitmen UMS dalam mendukung peningkatan kapasitas guru Muhammadiyah di era transformasi digital. Kami ingin memastikan keterampilan digital guru tetap selaras dengan nilai-nilai Islam, sehingga teknologi menjadi penguat, bukan pengalih dari esensi pendidikan Islami,” ujar Istanto, Senin (29/12/2025).
Kegiatan pelatihan dan pendampingan ini dilaksanakan secara berkelanjutan dalam beberapa tahap guna memaksimalkan dampak. Rangkaian kegiatan berlangsung pada Rabu–Kamis, 10–11 Desember 2025, dan dilanjutkan Senin–Selasa, 22–23 Desember 2025.
Pada pembukaan kegiatan, hadir Wakil Ketua PCM Tegalgede, Pengawas Sekolah Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar, Ketua Yayasan SD Muhammadiyah Tegalgede, Ketua Tim PKM-KI UMS, serta Kepala SD Muhammadiyah Tegalgede, Suwandi, S.Pd.I., M.Pd., yang secara resmi membuka kegiatan.
Dalam sambutannya, Suwandi menekankan bahwa teknologi AI harus diposisikan sebagai sarana pendukung pendidikan, bukan pengganti peran guru.
“Kecerdasan buatan bukan untuk menggantikan peran guru, tetapi menjadi sarana dakwah dan inovasi agar proses pembelajaran lebih efektif, bermakna, dan berkarakter Islami,” tegasnya.
Kegiatan ini menjadi langkah konkret sinergi antara perguruan tinggi Muhammadiyah dan Amal Usaha Pendidikan Muhammadiyah (AUM) di tingkat dasar. Melalui integrasi teknologi digital dan nilai spiritualitas, guru-guru SD Muhammadiyah Tegalgede diharapkan mampu menjadi pelopor pembelajaran Islami berkemajuan yang sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka.
Kontributor: Fadhilla/Maysali/Humas
Editor: Al-Afasy



