Temuan Mengejutkan! Pemaparan Heritage Muhammadiyah Ungkap Sejarah Terpendam
PWMJATENG.COM, Yogyakarta – Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar acara pemaparan hasil inventarisasi heritage Muhammadiyah di ruang audio visual Museum Muhammadiyah, Ahad (26/5). Acara ini dihadiri oleh tamu undangan dari Lembaga Budaya, Seni, dan Olahraga (LBSO) PP ‘Aisyiyah, LBSO Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) DIY, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kotagede, serta mahasiswa dari berbagai universitas di Yogyakarta yang berasal dari program studi Arkeologi dan Sejarah.
Wakil Ketua MPI PP Muhammadiyah, Widiyastuti, yang membidangi Heritage Muhammadiyah, membuka acara dengan sambutan yang menggarisbawahi pentingnya menjaga dan melestarikan nilai sejarah Muhammadiyah dalam konteks pembangunan bangsa. “Karena Muhammadiyah usianya sudah lebih dari satu abad,” ujarnya menambahkan.
Pada sesi inti acara, Dyah Arum Puspitasari menyampaikan hasil inventarisasi heritage Muhammadiyah. Materi yang dipresentasikan berupa hasil pendataan benda cagar budaya di Kota Yogyakarta yang dilakukan oleh tim Heritage Muhammadiyah. Tim ini mencatat empat tempat penting yang telah terdata: Langgar K.H. Ahmad Dahlan, Musala Aisyiyah, Langgar Dhuwur (Ketib Kulon), dan Gedoeng Muhammadiyah.
Selain pemaparan hasil inventarisasi, acara ini juga menjadi ajang publikasi buku panduan inventarisasi Heritage Muhammadiyah yang disusun oleh tim Heritage Muhammadiyah. Buku ini memuat langkah-langkah mengenai pendataan cagar budaya Muhammadiyah dan diharapkan dapat menjadi rujukan bagi Muhammadiyah di berbagai wilayah, daerah, dan cabang untuk mencatat benda cagar budaya yang menjadi saksi bisu perkembangan Muhammadiyah di tempat tersebut.
Baca juga, Hukum Kurban Sapi atau Unta untuk 7 Orang
Dalam sambutannya, Widiyastuti menekankan pentingnya pemaparan hasil inventarisasi ini sebagai upaya Muhammadiyah untuk menjaga dan melestarikan nilai sejarah yang telah berkontribusi besar terhadap pembangunan bangsa. “Karena Muhammadiyah usianya sudah lebih dari satu abad,” imbuhnya.
Acara ini juga menjadi momentum penting bagi Muhammadiyah untuk mempublikasikan buku panduan inventarisasi Heritage Muhammadiyah. Buku ini disusun untuk memudahkan proses pendataan cagar budaya Muhammadiyah di berbagai wilayah. Buku panduan tersebut diharapkan dapat menjadi rujukan bagi Muhammadiyah di wilayah, daerah, dan cabang untuk dapat mencatat benda cagar budaya Muhammadiyah yang menjadi saksi bisu berkembangnya Muhammadiyah di tempat tersebut.
Widiyastuti menambahkan bahwa langkah ini adalah bagian dari upaya menjaga warisan sejarah yang sangat berharga. “Kami berharap buku panduan ini dapat membantu Muhammadiyah di seluruh Indonesia dalam mendata dan melestarikan heritage yang ada,” jelasnya.
Dyah Arum Puspitasari, dalam pemaparannya, menegaskan bahwa pendataan ini tidak hanya untuk mencatat, tetapi juga untuk melestarikan dan mengapresiasi sejarah panjang Muhammadiyah. “Dengan pendataan yang sistematis, kita bisa menjaga warisan ini untuk generasi mendatang,” ungkapnya.
Acara pemaparan hasil inventarisasi heritage Muhammadiyah ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya yang dimiliki oleh Muhammadiyah. Dengan demikian, sejarah panjang dan kontribusi Muhammadiyah dalam pembangunan bangsa dapat terus dikenang dan dihargai.
Editor : M Taufiq Ulinuha