Editorial

Tanwir Nasyiatul Aisyiyah: Memajukan Perempuan, Mengokohkan Peradaban

PWMJATENG.COM – Perkembangan suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari peran perempuan. Mereka bukan hanya penopang keluarga, tetapi juga penggerak utama dalam perubahan sosial, pendidikan, kesehatan, dan moralitas masyarakat. Tanwir Nasyiatul Aisyiyah yang digelar tahun ini menjadi momentum penting untuk menegaskan kembali posisi strategis perempuan dalam membangun peradaban yang maju, inklusif, dan berkeadaban.

Editorial ini hendak menyoroti tiga hal utama: makna Tanwir sebagai forum strategis, urgensi peran perempuan di era modern, dan arah kontribusi Nasyiatul Aisyiyah dalam mengokohkan peradaban bangsa.

Tanwir sebagai Forum Strategis

Tanwir dalam tradisi Muhammadiyah dan Ortomnya merupakan forum permusyawaratan tingkat tinggi yang merumuskan arah kebijakan strategis. Bagi Nasyiatul Aisyiyah, Tanwir bukan sekadar ruang evaluasi, melainkan ajang merancang langkah besar untuk menjawab tantangan zaman.

Di tengah arus globalisasi, perempuan menghadapi problem kompleks. Mulai dari ketidaksetaraan akses pendidikan dan ekonomi, kekerasan berbasis gender, hingga tantangan digital yang berpotensi mengikis nilai kemanusiaan. Karena itu, Tanwir harus melahirkan keputusan yang bukan hanya administratif, tetapi juga berdampak nyata pada kehidupan perempuan Indonesia.

Perempuan sebagai Pilar Peradaban

Sejarah membuktikan, peradaban yang besar selalu ditopang oleh peran perempuan yang berdaya. Dalam Islam, perempuan diberi kedudukan mulia, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan untuk saling melengkapi dalam kebaikan (QS. At-Taubah: 71).

Perempuan yang terdidik akan melahirkan generasi yang cerdas. Perempuan yang sehat akan membangun keluarga yang kuat. Dan perempuan yang mandiri secara ekonomi akan turut menggerakkan roda kesejahteraan bangsa. Inilah mengapa isu pemberdayaan perempuan selalu identik dengan pembangunan berkelanjutan.

Nasyiatul Aisyiyah sejak awal berdiri konsisten memperjuangkan isu ini. Mereka hadir di tengah masyarakat dengan berbagai program pendidikan anak, kesehatan ibu, hingga advokasi perlindungan perempuan dan anak. Tanwir kali ini menjadi kesempatan untuk memperkuat peran tersebut, terutama di era digital yang menuntut inovasi dan keberanian.

Tantangan Perempuan di Era Digital

Era digital membuka peluang sekaligus tantangan. Di satu sisi, perempuan memiliki akses lebih luas terhadap pendidikan, usaha, dan jaringan global. Namun di sisi lain, mereka rentan terhadap eksploitasi digital, hoaks, hingga komodifikasi tubuh di media sosial.

Baca juga, Integrasi Media: Kunci Sukses Reputasi Digital Organisasi

Nasyiatul Aisyiyah dituntut untuk responsif. Program literasi digital, penguatan ekonomi kreatif, serta pelatihan kepemimpinan perempuan muda harus menjadi prioritas. Dengan begitu, perempuan tidak hanya menjadi objek modernisasi, tetapi juga subjek yang memimpin perubahan.

Mengokohkan Peradaban dengan Nilai Islam Berkemajuan

Pemberdayaan perempuan tidak boleh terjebak dalam arus feminisme sekuler yang mengabaikan nilai spiritual. Nasyiatul Aisyiyah memiliki keunggulan karena berangkat dari nilai Islam berkemajuan yang menempatkan perempuan sebagai mitra sejajar laki-laki dalam dakwah dan pembangunan.

Mengokohkan peradaban berarti menanamkan nilai luhur, memperjuangkan keadilan, dan melawan segala bentuk dehumanisasi. Di sinilah peran Tanwir penting: melahirkan kebijakan yang tidak hanya memperhatikan aspek praktis, tetapi juga mengakar pada nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Harapan dan Arah ke Depan

Tanwir Nasyiatul Aisyiyah diharapkan tidak berhenti pada rumusan dokumen. Lebih dari itu, keputusan yang dihasilkan harus diturunkan menjadi program nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Sinergi dengan Muhammadiyah, Ortom lain, pemerintah, dan lembaga masyarakat sipil harus diperkuat agar gerakan Nasyiatul Aisyiyah semakin kokoh.

Perempuan muda sebagai mayoritas kader Nasyiatul Aisyiyah juga harus diberi ruang lebih luas. Mereka adalah generasi digital yang memiliki kreativitas, energi, dan keberanian untuk menjawab tantangan global. Organisasi harus mampu menjadi rumah yang memberi ruang inovasi, bukan hanya wadah formalitas.

Ikhtisar

Tanwir Nasyiatul Aisyiyah adalah momentum penting untuk memajukan perempuan dan mengokohkan peradaban. Editorial ini menegaskan bahwa peradaban besar tidak mungkin lahir tanpa peran perempuan yang berdaya, sehat, terdidik, dan mandiri.

Nasyiatul Aisyiyah memiliki modal sosial, spiritual, dan intelektual yang besar. Tantangan era digital harus dihadapi dengan strategi cerdas agar perempuan tidak sekadar bertahan, melainkan tampil sebagai pemimpin perubahan.

Sebagaimana semangat awal berdirinya, Nasyiatul Aisyiyah harus terus menjadi pelopor gerakan perempuan Islam yang modern, berkemajuan, dan membumi. Dengan begitu, cita-cita memajukan perempuan sekaligus mengokohkan peradaban bukanlah utopia, melainkan kenyataan yang dapat diwujudkan bersama.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE