Tanggapi Dinamika Politik Nasional, Abdul Mu’ti: Cara-cara Culas dan Fanatisme Buta Harus Ditinggalkan
PWMJATENG.COM, Semarang – Sebagaimana kita tahu bahwa tiga pasangan calon capres dan cawapres telah diumumkan oleh masing-masing koalisi Partai Politik. Dua di antaranya, yakni Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud telah mendaftarkan diri ke KPU RI. Menanggapi dinamika politik yang terjadi di Indonesia, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, menyampaikan rasa syukur atas pengumuman tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk pemilihan umum mendatang, walaupun idealnya terdapat empat pasangan calon. Pemilihan umum adalah salah satu pilar demokrasi di negara kita yang harus dijunjung tinggi.
Abdul Mu’ti menekankan bahwa dalam konteks pemilu, semua pasangan calon harus bersaing secara cerdas, ksatria, dan dengan semangat kebangsaan yang tinggi. Penting untuk menjauhi cara-cara culas, fanatisme buta, dan menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan. Semangat kebangsaan harus selalu diutamakan, dan kepentingan bangsa dan negara harus berada di atas segalanya.
Baca juga, Tanggapi Putusan MK, Ketua PWM Jateng: Politik Dinasti Harus Disikapi Secara Arif
“Semua pasangan calon hendaknya bersaing secara cerdas, ksatria, dan semangat kebangsaan. Cara-cara culas, fanatisme buta, dan menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan harus sejauh mungkin ditinggalkan,” ungkap Mu’ti melalui instagramnya.
Pada sisi masyarakat, Abdul Mu’ti mengingatkan agar tidak ada sikap apatis atau pasif terhadap pemilihan, baik itu dalam pemilu legislatif maupun pemilihan presiden dan wakil presiden. Dalam menghadapi perbedaan pilihan, diperlukan kecerdasan, kearifan, dan lapang dada. Partisipasi aktif dari masyarakat sangat penting dalam menjalankan proses demokrasi.
“Masyarakat hendaknya tidak apatis dan pasif terhadap proses pemilu baik legislatif maupun pemilihan presiden-wakil presiden. Diperlukan kecerdasan, kearifan, dan lapang dada dalam menyikapi perbedaan pilihan,” imbuhnya.
Abdul Mu’ti juga menyoroti peran penyelenggara pemilu di semua struktur. Mereka harus bekerja secara profesional, netral, dan adil untuk memastikan pemilu berlangsung dengan damai, langsung, umum, bebas, rahasia, dan berkualitas. Ini adalah prinsip-prinsip penting yang harus ditegakkan.
Baca juga, Muhammadiyah Jawa Tengah Gelar FGD Pendirian Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah
“Penyelenggara pemilu di semua struktur hendaknya bekerja profesional, netral, dan adil untuk memastikan pemilu legislatif dan pilpres berlangsung damai, langsung, umum, bebas, rahasia, dan berkualitas,” tegas Mu’ti.
Selain itu, menurutnya semua aparatur negara juga harus bersikap netral dan tidak boleh menyalahgunakan fasilitas negara untuk mendukung atau menguntungkan calon legislatif dan calon presiden-wakil presiden tertentu. Semua pihak harus berkomitmen untuk menjaga integritas pemilu demi kebaikan bangsa dan negara.
“Dalam pemilu mendatang, mari kita bersatu dalam semangat kebangsaan. Mari kita hormati perbedaan pendapat dan pilihan masing-masing. Bersama-sama, kita akan membangun masa depan yang lebih baik untuk Indonesia. Sukses untuk pemilu mendatang, dan semoga bangsa kita terus maju dan berkembang,” pungkas kader asli Jawa Tengah ini.
Editor : M Taufiq Ulinuha