Tak Hanya Ramadan! Dzulhijjah Penuh Keutamaan, Tapi Sering Terlupakan

PWMJATENG.COM, Surakarta – Bulan Ramadan dikenal luas sebagai bulan penuh berkah dan ampunan. Namun, tak banyak yang menyadari bahwa bulan Dzulhijjah juga menyimpan keutamaan luar biasa dalam ajaran Islam. Hal itu disampaikan oleh Dwi Jatmiko, anggota Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Solo.
Dalam Pengajian Besar yang digelar di Aula Kampus 2 Universitas Aisyiyah Surakarta pada Sabtu (31/5/2025), Dwi Jatmiko mengingatkan pentingnya menghidupkan kembali kesadaran umat akan kemuliaan bulan Dzulhijjah. Acara ini turut dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Sri Kustiyati, serta sejumlah ketua program studi seperti Asti Nurhayati dari Prodi S1 Administrasi Rumah Sakit dan Istiqomah Risa Wahyuningsih dari Prodi S1 Kebidanan.
“Selama ini kita begitu mengagungkan bulan Ramadan, padahal Dzulhijjah juga menyimpan banyak keutamaan yang sering terlupakan. Terima kasih kepada Muhlizardy yang telah menjadi jembatan komunikasi dalam pembelajaran sepanjang hayat bersama 45 dosen dan tenaga kependidikan untuk menghidupkan amalan sunah di bulan ini,” ujar Dwi dalam ceramahnya.
Dai Champions Standardisasi MUI Pusat itu menekankan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyandingkan keutamaan bulan Ramadan dengan Dzulhijjah. Pahala amal ibadah pada dua bulan tersebut akan dilipatgandakan, sehingga keduanya memiliki posisi istimewa dalam kalender hijriah.
Baca juga, Menyamakan Frekuensi, Meneguhkan Visi: Transformasi Kinerja PWM Jateng Menuju Profesional, Maju, dan Modern
“Jika Ramadan memiliki Syahrul Mubarak, puasa, sepuluh hari terakhir yang utama, Lailatul Qadar, Idulfitri, dan zakat fitrah, maka Dzulhijjah punya Syahrul Haram, ibadah haji, sepuluh hari pertama yang utama, hari Arafah, Iduladha, dan ibadah kurban,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dwi menekankan perbedaan fokus waktu keutamaan antara keduanya. “Sepuluh malam terakhir Ramadan lebih utama dari sisi malamnya. Sedangkan sepuluh hari pertama Dzulhijjah lebih utama dari sisi siangnya. Di dalamnya terdapat hari Tarwiyah, Arafah, dan hari Nahr (kurban),” paparnya.
Ia mengajak seluruh umat Islam untuk memanfaatkan momentum ini sebaik mungkin. Bukan hanya dengan puasa sunnah atau sedekah, tetapi juga dengan memperbanyak amal ibadah lainnya, termasuk shalat Iduladha secara berjemaah.
“Semua kaum muslimin dan muslimat dianjurkan menyaksikan pelaksanaan shalat Iduladha. Laki-laki, anak-anak, dan perempuan, bahkan mereka yang sedang haid sekalipun, dianjurkan hadir meski tidak melaksanakan salat, agar bisa mendengarkan khutbah dan menyebarkan semangat pengorbanan,” ujarnya.
Menutup ceramahnya, Dwi Jatmiko mengutip ayat dari Surat Al-Kautsar sebagai pengingat pentingnya beribadah dan berkurban di bulan mulia ini. “Allah SWT berfirman: Fa shalli li rabbika wanhar, ‘Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah’,” pungkasnya.
Kontributor : Jatmiko
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha