Tafsir: Manfaatkan Ramadan sebagai Momentum Memperbaiki Diri dan Membersihkan Jiwa

PWMJATENG.COM – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir, menyampaikan tausiah dalam Pengajian Karyawan Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) dengan tema keseimbangan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Dalam tausiahnya, ia menekankan bahwa puasa tidak hanya sebatas menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan hawa nafsu serta mengelola siklus kehidupan dengan lebih baik di bulan penuh berkah ini.
Ramadhan mengajarkan manusia untuk menjaga keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam beribadah, bekerja, dan berinteraksi dengan sesama. Tafsir menjelaskan bahwa terdapat siklus kehidupan yang dapat diterapkan, yaitu siklus waktu yang terdiri dari empat jam. “Dalam setiap empat jam, kita harus mengatur waktu untuk beribadah, bekerja, beristirahat, dan berinteraksi sosial. Dengan mengikuti siklus ini, kita dapat mengatur waktu secara efektif serta menjaga hubungan dengan Allah SWT secara berkesinambungan,” paparnya.
Selain itu, ia menekankan bahwa kehidupan manusia juga mengikuti siklus tertentu yang harus dilalui dengan kesabaran dan ketekunan. “Setiap fase kehidupan memiliki waktu dan tempatnya masing-masing. Yang terpenting adalah bagaimana kita menjalani setiap fase tersebut dengan baik, berlandaskan iman dan takwa,” ungkapnya. Tafsir juga menghubungkan siklus ini dengan proses penciptaan manusia yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an, di mana janin mengalami perkembangan dari gumpalan darah, menjadi segumpal daging, hingga akhirnya Allah meniupkan ruh ke dalamnya setelah 120 hari dalam kandungan.
Baca juga, Sukses Jadi Penyelenggara Muktamar ke-48, PWM Jateng Terima Kunjungan Studi Tiru PWM Sumut
Dalam tausiahnya, Tafsir juga membahas puasa sebagai sarana penyucian hati. Ia menjelaskan bahwa dalam diri manusia terdapat dua kekuatan yang selalu bersaing, yaitu nafsu dan nurani. Jika seseorang lebih banyak menuruti hawa nafsunya, maka ia akan terjerumus dalam keburukan dan kesesatan. Namun, jika ia lebih banyak mendengarkan suara nurani, maka ia akan selalu berada di jalan yang benar. “Oleh karena itu, di bulan Ramadhan ini, kita harus berusaha mengurangi pemenuhan hawa nafsu dan lebih banyak mendengarkan nurani. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi makan dan tidur, serta memperbanyak ibadah,” ujarnya.
Tafsir menyoroti pentingnya shalat malam di sepertiga malam terakhir sebagai ibadah yang memiliki keutamaan luar biasa. Ia menjelaskan bahwa waktu tersebut adalah saat penuh keberkahan dan menjadi peluang besar bagi setiap Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, Allah SWT turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan mengabulkan doa hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam beribadah.
Sebagai penutup, Tafsir mengajak seluruh jamaah untuk memanfaatkan bulan Ramadhan sebagai momentum memperbaiki diri, memperkuat hati nurani, dan membersihkan jiwa dari berbagai penyakit hati. Ia menegaskan agar jangan sampai Ramadhan berlalu begitu saja tanpa mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya. “Jaga keseimbangan dalam hidup, baik dalam ibadah maupun dalam berinteraksi dengan sesama. Dengan mengamalkan prinsip-prinsip ini, insyaallah kita akan menjadi pribadi yang lebih baik dan semakin dekat dengan Allah SWT,” pungkasnya.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha