Tafsir Ajak IMM Dakwah ke Kampung-kampung
PWMJATENG.COM, BOYOLALI – Untuk menjawab tantangan zaman dalam berdakwah amar maruf nahi munkar Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Jawa Tengah mengadakan acara Pelatihan Nasional Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah Tahun 2018 di boyolali jawa tengah, selama tiga hari yaitu sejak tanggal 4-6 mei 2018.
Pelatihan tersebut diikuti oleh kader dari perwakilan Pimpinan Cabang IMM se Jawa Tengah, sedangkan para narasumber adalah para dai Muhammadiyah di Jawa Tengah
Selama tiga hari dua malam para kader IMM tersebut digembleng dengan berbagai materi, baik tentang al islam kemuhamamdiyahan maupun isu- isu kontemporer dalam urusan agama dan kebangsaan.
Joko Triyanto, ketua bidang tabligh dan kajian keislaman DPD IMM Jawa Tengah, menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menciptakan kader Muhammadiyah sehingga menjadi penerus dakwah Muhammadiyah.
“Pelatihan ini bertujuan untuk meneruskan mubaligh-mubaligh atau mengkader mubaligh- mubaligh khususnya dari IMM yang nantinya karena ini menjelang menjelang ramadhan akan tampil (saat ramadhan) di daerahnya masing- masing”. Jelasnya.
“Harapannya, lanjut Joko, (pelatihan ini) juga menjadi jawaban atas keresahan warga Muhammadiyah dan juga ayahanda pimpinan Muhamamdiyah karena saat ini Muhammadiyah sedang krisis kader dai terutama dari perempuan, dan alhamdulillah saat ini peserta pelatihan enam puluh persennya adalh perempuan” imbuhnya.
Tafsir, sebagai salah satu narasumber pada acara tersebut sekaligus selaku ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, menyampaikan kepada peserta perlunya mulai berdakwah sejak muda, seperti apa yang telah dilakukan oleh dirinya yaitu berdakwah sejak statusnya masih sebagai mahasiswa, sudah mulai keliling ke berbagai daerah dan juga dari kampung ke kampung untuk mendakwahkan islam.
“saya dulu sejak muda sudah terbiasa dakwah dari panggung ke panggung, ke banyak tempat, makanya sekarang kalian juga harus mulai berdakwah, karena semuanya butuh latihan dan praktek juga” terang tafsir.
Tafsir juga berpesan agar dalam berdakwah harus mengetahui kultur dan kondisi obyek dakwahnya/ tidak selalu berpandangan hitam putih, dan yang jelas harus sesuai dengan faham islam Muhammadiyah. (TR)