PWMJATENG.COM, Surakarta – Kelompok Kerja Guru Al-Islam Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (KKG ISMUBA) Sekolah Dasar Muhammadiyah Kota Surakarta pelatihan peningkatan mutu pembelajaran berbasis buku Al-Islam di Warung Wardhana (Wisma Salimah), Bancakan, Wonorejo, Polokarto, Sukoharjo, Kamis (24/2/2022).
Sebagai narasumber, Dosen ITS PKU Muhammadiyah Suyanto S.Ag., M.Pd.I., Guru SD Muhammadiyah Plus Salatiga Marijo S.Pd.I., M.Pd., dan dihadiri Ketua Majelis Dikdasmen PDM Kota Surakarta Drs. H Tridjono, Pembina AIK Drs. H Muqorrobin dan Ketua IKSD Muzaini S.Ag., MM.
Dalam peningkatan mutu Suyanto mengutarakan bahwa pengembangan guru Al-Islam Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab dengan indikator kinerja utama, kinerja tambahan, pengetahuan tentang teori belajar dan Pendidikan guru Ismuba serta memiliki kecakapan abad ke-21. Dan untuk menyikapi perubahan tersebut dibutuhkan persiapan. Baik teknologi maupun tenaga pendidik yang profesional.
“Harusnya guru ISMUBA Muhammadiyah tidak hanya S1, tapi lanjut S2 maupun S3. Semoga diinisiasi Program Studi Lanjut oleh Majelis Dikdasmen atau LAZISMU untuk Guru ISMUBA Kota Surakarta,” ujarnya.
Dia menegaskan, kurikulum Ismuba selain merupakan ciri khusus sekaligus sebagai keunggulan yang diselenggarakan dengan sistem paket. Sistem Paket adalah penyelenggaraan program pendidikan yang siswanya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar.
“Berkembangnya fungsi pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah mencakup sekolah, madrasah dan pondok pesantren yang berbasis Al- Islam Kemuhammadiyahan, holistik integratif, bertata kelola baik, serta berdaya saing dan berkeunggulan,” tuturnya.
Baca juga, Terus Berkhidmat, Muhammadiyah Teken MOU dengan BNPB terkait Penanggulangan Bencana
Selain itu Suyanto juga mengkritik terkait pengurus KKG ISMUBA. Menurut dia, Pengurus KKG dituntut dinamik dan progresif. Berbagai kegiatan KKG dilakukan secara kreatif dan inovatif sesuai dengan tuntutan era, orde dan zaman. Era sekarang dikenal sebagai era milenial, era disrupsi dikaitkan dengan Globalisasi, Pasar Bebas, materialism/kapilatisme, era industri 4.0, menuju masyrakata 5.0.
“Guru sebagai tombak, guru sebagai penggerak, guru sebagai motor, guru sebagai akar, guru sebagai katalisator kata orang kimia. Guru sebagai pendobrak,” imbuhnya.
ISMUBA Berfungsi minimal sebagai Penjaga ideologi Persyarikatan Muhammadiyah Kompetensi ke-6 Kepala Sekolah (Kepribadian, Manajerial, Supervisi, Kwu, Social, ISMUBA). Kompetensi ke-5 Guru (kepribadian, pedagogi, profesional, sosial, ISMUBA)
Standar Pendidikan Ke- 9. Pembeda dari Sekolah lain.
“Pemberi ciri khas sekolah Muhammadiyah power/kekuatan/keunggulan Sekolah Muhammadiyah. Daya tarik sekolah muhammadiyah jiwa/roh sekolah Muhammadiyah,” pungkasnya. (mtu)