Sukses Digelar! 91 Peserta Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Lakukan Praktik Lapangan di Boyolali
PWMJATENG.COM, Boyolali – Sebanyak 91 peserta sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional menjalani praktik lapangan di kawasan Wisata Edukasi Religi, Boyolali. Kegiatan ini merupakan bagian dari program sertifikasi yang digelar oleh Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (LPHU PWM) Jawa Tengah, bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta dan Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah.
Kegiatan sertifikasi ini berlangsung selama delapan hari di Asrama Haji Donohudan, Boyolali. Selain peserta dari Jawa Tengah, sertifikasi ini juga diikuti oleh beberapa peserta dari luar daerah. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mencetak pembimbing manasik haji yang profesional dan berkompeten dalam memberikan bimbingan kepada calon jamaah haji, khususnya yang tergabung dalam Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).
Sertifikasi ini melibatkan berbagai tahapan, termasuk kelas teori, diskusi kelompok terarah (Forum Group Discussion), serta praktik langsung di lapangan. Selama kegiatan, peserta mendapatkan pengetahuan mendalam mengenai proses ibadah haji, mulai dari persiapan di tanah air hingga kepulangan dari tanah suci. Penekanan pada aspek teknis dan spiritual ibadah haji menjadi salah satu fokus utama pelatihan ini.
“Praktik lapangan yang dilakukan di Wisata Edukasi Religi Boyolali memberikan gambaran nyata kepada para peserta mengenai seluruh rangkaian prosesi ibadah haji,” kata Wakil Ketua LPHU PWM Jawa Tengah, Thohir Lutfi, saat memberikan penjelasan terkait tujuan dari kegiatan ini.
Dengan adanya praktik lapangan, para peserta diharapkan mampu memahami setiap tahapan haji secara detail, mulai dari pemberangkatan di tanah air, pelaksanaan rukun haji di tanah suci, hingga proses kepulangan jamaah haji ke tanah air. Hal ini diharapkan akan meningkatkan kualitas bimbingan yang diberikan kepada calon jamaah haji.
Selain pemahaman teknis, sertifikasi ini juga menekankan pentingnya kompetensi administratif dan keilmuan. Thohir Lutfi menambahkan, “Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, peserta yang belum bersertifikasi dapat memenuhi syarat yang telah ditentukan, baik dari segi keilmuan maupun administratif, sehingga mereka dapat memberikan bimbingan yang lebih baik kepada jamaah haji.”
Pelatihan ini bukan hanya menguji kemampuan teknis peserta, tetapi juga memperkuat kerja sama antar pembimbing. Menurut Lutfi, interaksi yang terjadi selama delapan hari pelatihan memberikan kesempatan bagi peserta untuk saling bertukar pengalaman dan meningkatkan keterampilan bimbingan mereka.
Salah satu tujuan utama dari program ini adalah mencetak pembimbing manasik haji yang profesional dan siap menghadapi tantangan di lapangan. Para peserta diharapkan mampu memberikan bimbingan yang komprehensif, mulai dari aspek spiritual hingga teknis, kepada para calon jamaah haji.
Baca juga, Degradasi Akhlak dan Etika Bermedia Sosial dalam Perspektif Islam
“Ini adalah kesempatan emas bagi para peserta untuk belajar dari pengalaman dan meningkatkan kompetensi mereka. Kami berharap mereka dapat membawa pulang ilmu yang bermanfaat dan siap mengaplikasikannya dalam tugas mereka sebagai pembimbing haji,” ujar Lutfi dalam sambutannya.
Setelah menyelesaikan sertifikasi, peserta diharapkan dapat bergabung dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Mereka akan menjadi garda terdepan dalam memberikan bimbingan ibadah haji, yang tidak hanya memenuhi syarat administratif tetapi juga mendukung jamaah dalam menjalankan ibadah dengan baik dan benar.
Dengan berakhirnya kegiatan sertifikasi ini, diharapkan peserta yang telah lulus akan menjadi pembimbing manasik haji yang profesional dan mampu memberikan bimbingan yang lebih baik kepada calon jamaah haji. “Kami optimis, sertifikasi ini akan mencetak pembimbing yang berkompeten dan memiliki pengetahuan mendalam tentang prosesi ibadah haji,” tambah Lutfi.
Selama proses sertifikasi, peserta dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, baik di kelas maupun saat praktik lapangan. Hal ini dilakukan agar mereka siap menghadapi tantangan nyata di lapangan saat membimbing calon jamaah haji.
Dengan pengetahuan dan pengalaman yang didapat selama sertifikasi, para peserta diharapkan dapat meningkatkan kualitas bimbingan mereka. Ini juga diharapkan dapat membantu calon jamaah haji dalam menjalankan ibadah haji dengan lebih baik, sehingga ibadah mereka dapat terlaksana dengan sempurna.
Kontributor : Devy Maharja
Editor : M Taufiq Ulinuha