STIT Muhammadiyah Kendal Gelar Wisuda Ke 16, Tiga Wisudawan Berpredikan Cumlaude
PWMJATENG.COM, KENDAL – Sekoleh Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Kendal di Patean menyelenggarakan wisuda ke 16 yang berlangsung Sabtu (28/12) di kampus setempat. Sebanyak 36 mahasiswa mengikuti prosesi wisuda, dan 3 mahasiswa berprestasi berhasil lulus dengan nilai terbaik di kampus milik Muhammadiyah tersebut.
Nilai terbaik masing-masing diraih oleh Suprih Adi Wardoyo dengan Indek Prestasi Komulatif (IPK) 3,90, disusul Sumiati yang memperoleh IPK 3,78, sedangkan Maya Dwi Lutfiani dengan IPK 3,78. Dengan demikian ketiga wisudwan tersebut berpredikat cumlaude.
Ketua STIT Muhammadiyah Kendal, Prof. Dr. HM Daelamy, SP, menyampaikan, bahwa wisuda sarjana bukan berarti purna tugas kita dari pembelajaran. “Pembelajaran selanjutnya adalah mengamalkan, mengisinkronisasi ilmu yang telah didapat di bangku kuliah untuk ikut menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat yang penuh dengan aneka gejolak zaman serta mengajaknya ke arah kemajuan baik lahiriyah maupun batiniah” kata Daelamy.
Pergantian tahun baru yang sebentar lagi akan bergulir, menurut Prof Daelamy adalah ganti tahun ganti permasalahan dan ganti pula tantangan. Karena itu, sesugguhnya masyaraktlah yang akan menerima, menguji hasil karya sebuah perguruan tinggi.
Dijelaskan, bahwa dengan wisuda, lengkaplah sudah kompetensi seorang sarjana, tetapi bukan berarti missi telah berhenti.
“Mulailah berfikir, bagaimana setelah sukses dari sebuah perguruan tinggi, sukses pula di perguruan tinggi masyarakat ketika berkiprah” ujarnya.
Kesuksesan seseorang, kata Daelamy, apa dan siapapun namanya, termasuk seorang alumni, menurut Prof Thomas J. Stanley, bahwa kesuksesan bukan ditentukan oleh kecerdasan yang dimiliki, apalagi almamater keren perguruan tinggi tempat menimba ilmu.
“Terdapat sepuluh factor teratas yang akan mempengaruhi kesuksesan seseorang, yaitu kejujuran, disiplin keras, mudah bergaul dukungan pendamping, kerjakeras, kecintaan pada yang dikerjakan, kepemimpinan, kepribadian kompetitif, atau mampu berkompetisi, hidup teratur, dan kemampuan menjual ide, atau kreatif, inovatif,” ungkapnya.
Prof Daelamy meniliai, bahwa ke sepuluh faktor tersebut insyaAllah bukan hal yang baru, tetapi merupakan inti dari pelajaran Islam.
Terkait dengan lulusan STIT Muhammadiyah yang menjadi guru agama Islam, beliau menyampaikan, tidak sekedar menjadi mu’alim, pengajar bagi mitra peserta didik, tetapi menjadi motivator, inovatif, dan kreatif sesuai dengan gerak zaman.
Sementara itu wakil sekretaris PWM Jateng, Wahyudi, mengingatkan, bahwa era sekarang ini sangat berbeda dengan sepuluh tahun yang lalu. “Orang menyebut, sekarang era disrupsi, millenial, revolusi industri 4.0 yang sangat mempengaruhi terhadap prefesi-profesi seseorang yang ada di dunia ini,” kata Wahyudi.
Di era ini, kata beliau, terdapat beberapa profesi yang pada zaman itu berkembang dengan baik, justru di era ini profesi itu hilang dengan sendirinya. “Di era ini pekerjaan-pekerjaan manusia ditangani oleh robot, bahkan teknologi lama yang serba fisik terganti dengan teknologi digital yang menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru dan lebih efisien, juga lebih bermanfaat,” jelasnya.
Mensikap hal itu, Wahyudi berpesan agar para wisudawan tidak kecil hati, rendah diri, dan takut bersaing dalam kompetisi. Beliau sepakat dengan sepuluh sifat dasar menuju sukses yang disampaikan Prof Daelamy yang pada intinya sudah diperoleh di bangku kuliah. “Itu perlu kita kembangkan dan diselaraskan dengan ayat-ayat Al Quran,” pesannya.
Beliau juga berharap wisudawan yang nantinya sebagai guru, juga memiliki kompetensi sebagai entrepreneur, wirausaha yang baik. “Dalam ajaran Islam, cukup banyak contoh sejarah, termasuk Rasulullah ketika muda berniaga ke negeri Syam” ungkapnya.
Sedangkan Anggota Diktilitbang PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Sutrisno, M.Ag.
Menyampaikan, untuk mengembangkan STIT Muhammadiyah perlu bersinergi dengan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Pendidikan, dan AUM lainnya. “Semakin ditingkatkan sinerginya akan semakin tinggi tingkat keberhasilannya” kata Sutrisno.
Menghadapi era globalisasi, kata beliau, menuntut kita untuk melakukan keterbukaan terhadap informasi, tentu dengan cara-cara yang bijak, cerdas, mana informasi beradab dan yang tidak beradab. “Dengan keterbukaan informasi, tentu kita perlu meningkatkan sinergisitas terhadap berbagai lembaga, amal usaha yang memungkinkan bisa kerja sama dengan STIT Muhamamdiyah, khususnya dengan pemerintah daerah”
Menghadapi era globalisasi, kita harus optimis, dengan langkah-langkah strategis, sinergis antara satu dengan yang lainnya.
“Kita tidak bisa menghindari globalisasi, pasar bebas terutama saat Kendal sudah begitu terbuka dengan adanya banyak industri berskala nasional dan internasional yang masuk di kota Kendal khusunya, dan Jawa Tengah umumnya” katanya.
Turut hadir dalam wisuda selain wali mahasiswa, antara lain, jajaran BPH, guru besar, Prof Dr Jamaludin Darwis MA, DR. H. Utomo, M.Pd, dan wakil ketua PDM Kendal, Drs. H. Abdullah Sachur, M.Pd (Gofur)
One Comment