PWMJATENG.COM, Bogor – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terus memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan industri melalui kunjungannya ke SMK Industri MM2100 Cibinong, Bogor. Kegiatan bertajuk Benchmark Akselerasi Digital Platform ini diinisiasi oleh Biro Perencanaan dan Pengembangan (BPP) UMS dengan dukungan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UMS.
Wakil Rektor IV UMS, E.M. Sutrisna, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat dari SMK Mitra Industri. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pendidikan dan industri demi menghasilkan lulusan yang siap terjun ke dunia kerja.
“UMS belajar banyak dari kegiatan ini, khususnya terkait disiplin dan penerapan nilai-nilai di sekolah. Hubungan erat antara pendidikan dan industri menjadi kunci untuk melahirkan lulusan yang kompeten,” ungkapnya, Senin (21/10).
Ketua IKA UMS sekaligus Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, Aditya Warman, turut mengapresiasi sinergi yang tercipta dalam kunjungan ini. Menurutnya, kolaborasi antara pemangku kepentingan seperti eksekutif, pendidik, dan pelaku industri adalah pondasi kuat dalam membangun ekosistem pendidikan vokasi yang relevan.
“Walaupun kemajuan sering kali terasa lambat, setiap langkah kecil menuju perbaikan adalah bukti nyata komitmen kita untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik, selaras dengan kebutuhan industri dan masyarakat,” ujarnya.
Ketua Yayasan Mitra Industri Mandiri, Darwoto, menambahkan bahwa pendidikan vokasi harus terus berinovasi dan beradaptasi agar sesuai dengan tuntutan industri yang terus berkembang. Menurutnya, SMK Mitra Industri MM2100 memiliki peran penting sebagai jembatan antara sekolah vokasi dan dunia industri.
Baca juga, Download Logo & Pedoman Visual Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah
“Tantangan utama saat ini adalah membangun kemitraan yang lebih erat antara pendidikan vokasi dan sektor industri. SMK ini diharapkan dapat menjadi penghubung untuk memperkaya pengalaman belajar siswa di dunia kerja,” jelas Darwoto.
Darwoto juga menyoroti pentingnya pengembangan model pendidikan berbasis kawasan industri. Dengan model ini, siswa dapat belajar langsung di lingkungan industri, memperkaya pemahaman dan keterampilan mereka sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan.
Kepala SMK Mitra Industri 2100, Lispiyatmini, menyatakan bahwa sekolahnya telah sukses menciptakan sinergi melalui konsep “match and link,” yang memastikan relevansi pendidikan dengan kebutuhan industri.
“Dengan visi, misi, serta inovasi yang jelas, SMK Mitra Industri MM2100 menjadi contoh model pendidikan yang adaptif dan relevan dengan perkembangan zaman,” ujar Lispiyatmini penuh semangat.
Ia juga menambahkan bahwa sekolah ini berkomitmen untuk memperkuat kemampuan bahasa asing siswa serta mengembangkan program otomasi dan kecerdasan buatan (AI), yang dianggap krusial dalam menghadapi tantangan industri global.
“Pengembangan tenaga pengajar juga menjadi fokus kami. Kami pastikan tenaga pengajar kami memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar industri,” pungkasnya.
Kontributor : Fika
Editor : M Taufiq Ulinuha